Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku

Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-24
Oleh:  Suzy WiryantyBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
86Bab
7.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di gang sempit pinggiran kota, Marwa Shidqia tumbuh dalam keluarga yang dicap sebagai "sampah masyarakat." Ibunya seorang LC, ayahnya pemabuk, kakaknya hidup glamor dengan mengandalkan pria, dan abangnya terjerumus dalam dunia narkoba. Namun, Marwa berbeda—ia ingin lepas dari takdir kelam yang membelenggu keluarganya. Dengan kegigihan luar biasa, Marwa berjuang mengubah nasibnya. Sayangnya, semua jadi rumit saat ia jatuh cinta pada Haryo, putra pemilik kontrakan tempat keluarganya tinggal. Haryo yang awalnya baik berubah membenci Marwa setelah mengetahui perselingkuhan Mariana—ibu Marwa—dengan ayahnya. Lantas, bagaimana nasib Marwa?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Cinta Pertama.

Setelah menitip keranjang kue, Marwa berlari-lari kecil ke arah lapangan basket. Di sana terdengar suara bola basket memantul di lapangan serta sorak sorai yang riuh. Marwa berlari dengan tangan membawa sebotol air mineral dingin yang rencananya akan ia berikan pada seseorang. 

Saat sorak-sorai memanggil-manggil nama Haryo mulai terdengar, kaki Marwa semakin lincah berlari. Ia tidak mau tertinggal moment melihat Haryo—sang kapten basket beraksi. Selain itu ia juga berencana akan memberi Haryo air mineral seperti yang dilakukan oleh siswi-siswi yang lain. Haryo Laksono adalah pujaan siswi-siswi Budi Mulia. 

"Aduh!" Marwa jatuh terjerembab saat seseorang mendorong bahunya keras.

"Ngapain kamu ke lapangan basket, anak LC? Mau "jualan" seperti ibumu? Dasar bibit LC. Masih SMP sudah kegatelan kalau melihat laki-laki!"

Suara Asila, salah seorang pembullynya di sekolah. 

Marwa berdiri sambil mengibas-ngibas kotoran yang melekat di bajunya. Siku dan lututnya terasa perih. Ternyata semen keras telah membuat siku dan lututnya lecet-lecet. Untungnya air mineralnya selamat. Ia memeganginya walaupun terjatuh. 

"Berharap sekali kamu ya, kalau Kak Haryo bersedia menerima air minum darimu? Jangan mimpi. Ada Kak Nabila and the gang di sana. Mana mau Kak Haryo menerima air mineral yang berasal dari uang amis ibumu!" 

Suara Briana, salah seorang pembully lainnya. 

"Kata orang yang bayar SPP dari uang hasil korupsi bapaknya," balas Marwa sambil bersiap-siap lari. 

"Dasar anak LC tidak tahu diri!" Briana menerjang ke arah Marwa dengan tangan terangkat. Bersiap untuk mencakar wajar cantik yang sangat ia benci di sekolahnya. 

Marwa yang sudah berancang-ancang lari, langsung melesat kencang meninggalkan Briana dan Asila. Ia sudah terbiasa menerima hujatan gara-gara tingkah keluarganya. Selama ini yang bisa ia lakukan hanya diam. Karena apa yang mereka katakan benar adanya. Keluarganya tidak ada bagus-bagusnya. Tapi dia bertekad akan mengubah nasib keluarganya suatu hari nanti.

Setiba di lapangan Marwa ikut bersorak saat melihat sosok atletis berseragam putih abu-abu, melompat dan memasukkan bola ke dalam keranjang dengan sempurna. Haryo—sang kakak kelas memang piawai bermain basket. Haryo kerap bermain basket sebelum masuk kelas maupun saat beristirahat. 

Ketika Marwa melihat Haryo menyeka keringat sambil memindai jam di pergelangan, sontak sekelompok siswi SMA merubungi Haryo. Di tangan mereka masing-masing ada sekotal tissue dan air mineral dingin. 

“Yo, ini buat kamu. Kamu pasti haus, kan?” Nabila menawarkan air mineral dan tissue di tangannya.

“Aku juga bawa, Yo. Ambil punyaku saja. Aku beli khusus buat kamu lho.” Ria juga menyodorkan barang-barang yang sama. Beberapa siswi perempuan lain juga melakukannya. Haryo tampak kebingungan memilih barang-barang yang ditawarkan padanya.

Di pinggir lapangan, Marwa menggenggam botol air mineralnya dengan ragu. Ia ingin memberi juga, tapi melihat senior-senior cantik itu, ia merasa ciut. Namun, entah mendapat keberanian dari mana, sekonyong-konyong ia maju dan mengulurkan botol air mineralnya.

“Kak Haryo… ini buat Kakak," ucap Marwa lirih.

Beberapa siswi SMA menoleh tajam ke arahnya, mendengkus jijik. 

“Ish, ada anak LC bau amis tidak tahu diri.” Para siswi berbisik-bisik dengan suara yang cukup keras. Mereka memang sengaja melakukannya agar Marwa mendengarnya

Marwa menunduk, jantungnya berdegup kencang. Ia siap ditolak, siap malu. Namun tiba-tiba Haryo mengambil botol dari tangannya dan tersenyum manis

“Oh, makasih. Aku minum ya?” Haryo langsung membuka tutup botol dan meneguk air dinginnya dengan nikmat.

Marwa terpaku. Ia tak percaya Haryo benar-benar menerima minumannya!

“Seger! Terima kasih ya, Dek.” Haryo mengacungkan jempol.

Marwa membeku sesaat lantas tersenyum manis. Ia sangat bahagia. Marwa tersenyum sekali lagi sebelum berlari-lari kecil menuju kelasnya. Ia tak peduli dengan tatapan sinis senior-senior itu. Pagi ini, Haryo telah membuat harinya lebih cerah dari matahari yang bersinar di atas sana. 

*** 

Malam terasa sunyi. Hanya suara detak jam dan gemerisik plastik yang terdengar di dapur kecil. Marwa duduk di lantai, dengan telaten memasukkan kue-kue buatannya ke dalam kotak. Tangannya yang mungil bekerja cepat, memastikan semua kue tersusun rapi untuk dititipkan ke kantin sekolah dan kedai-kedai besok pagi. Sebagian ia letakkan di atas meja. Ia akan menjualnya secara online sepulang sekolah. Sembari bekerja Marwa berharap, semoga besok pagi ia bisa melihat Haryo bermain baaket lagi. 

Tiba-tiba, terdengar langkah kaki berderap mendekat. Dari sudut mata, Marwa melihat ibunya keluar dari kamar. Ibunya tampak cantik seperti biasa. Gaun ketat dan pendek yang dikenakannya memeluk tubuhnya dengan sempurna, bibirnya merah menyala, dan aroma parfum yang menyengat memenuhi udara.

“Ibu mau kerja?” tanya Marwa tanpa menoleh, suaranya sedih.

Bu Mariana berkaca di cermin kecil yang tergantung di tembok, membetulkan lipstiknya. “Tentu saja. Kalau tidak, kita semua mau makan apa, heh?” dengkus Bu Mariana sambil lalu. 

Marwa menggigit bibirnya. Sudah lama ia ingin mengatakan ini, tapi baru malam ini ia berani. “Bu, apa Ibu tidak bisa berhenti kerja di club?" tanya Marwa takut-takut. 

Bu Mariana tertawa kecil, lalu menoleh ke arah anaknya. “Terus, menurutmu Ibu harus kerja apa? Buruh pabrik? Buruh cuci gosok?" 

"Ya tidak harus jadi buruh pabrik dan buruh cuci juga, Bu. Mungkin Ibu jadi penjaga toko seperti Bu Iin atau kasir mini market seperti Mbak Mira misalnya. Apa pun asal pekerjaan baik-baik, Bu." Marwa mencoba memberi solusi.

Mendengar itu, Bu Mariana tertawa. “Marwa... Marwa... orang-orang yang kamu sebutkan itu masih muda dan berpendidikan tinggi. Ibumu ini SMP saja tidak tamat. Lagi pula gaji mereka-mereka itu masih jauh di bawah tip Ibu. Mana cukup untuk membayar biaya sekolahmu, kontrakan, listrik, air dan makan kita semua. Belum lagi biaya ekstra untuk rokok ayah dan abangmu," dengkus Bu Mariana muak.

Marwa terdiam. Ia tahu ibunya benar, tapi tetap saja hatinya menolak menerima kenyataan itu. “Biaya sekolahku kan gratis Bu, karena bea siswa. Aku juga sudah membantu Ibu membayar kontrakan kita tahun ini dari hasil penjualan kue-kue..."  

"Oh jadi kamu mau menganggar karena sudah merasa ikut menanggung biaya keluarga kita. Begitu?" Bu Mariana berkacak pinggang. 

"Marwa bukan mau menganggar, Bu. Marwa cuma... malu,” ucap lirih Marwa lirih. Matanya berkaca-kaca. “Semua orang bilang bahwa Marwa makan dari hasil—" Marwa tidak melanjutkan kalimatnya. Ia tidak sampai hati mengatakannya. 

"Hasil ngelonte?" tandas Bu Mariana. Marwa menunduk. Apa yang ibunya tebak memang benar. 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Luna
ceritanya sih bagus tapi sayang author nya jarang up
2025-06-13 21:38:04
1
user avatar
Wulan Ruslan
Novel yang alur ceritanya keren abis, ngga monoton tp bikin ketagihan baca setiap bab nya ......
2025-05-27 09:08:32
2
user avatar
V_N
KEREN BANGET CERITANYA KAK SUZY
2025-05-21 19:59:48
1
user avatar
Meilia
baru baca , ngebut 2 hari , baru baca juga karya nya mba Suzy, bagus , suka jalan critanya , alur nya juga sat set g bertele tele, Karakter utama wanita juga wonder woman, yg g gmpng d tindas, hehe..smg ending sesuai ekspektasi, smg marwa-haryo happy ending
2025-05-19 16:26:05
1
user avatar
Miss Ziza Ziza S
cerita baru..asyik..watak2 yang bagus2 .. Mari mampir
2025-05-14 15:25:49
1
user avatar
Titis Erningsih
mantap ceritanya
2025-05-12 17:48:46
1
user avatar
Suzy Wiryanty
Semoga kamu suka ya? ...
2025-05-10 14:06:22
0
user avatar
Agustina Suzartiany
akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga...
2025-05-10 04:13:11
2
86 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status