Saat pesta berakhir dan yang lain beranjak pulang, Amanda melangkah mendekat ke arah Jelita, mencoba menguasai kegundahan di dadanya. “Selamat ulang tahun, Jelita. Senang melihatmu bahagia,” ucapnya dengan suara yang bergetar nyaris tak terdengar.“Terima kasih, Amanda. Aku dan Galih berhutang banyak padamu karena menjadi perantara kenalnya kami berdua.” Jelita memeluk Amanda dengan ketulusan yang terasa menusuk bagi Amanda. Wanita itu tersenyum kecil, tapi pandangan matanya kosong seolah menggambarkan dengan jelas kehampaan di dalam hatinya.Dalam kesunyian kamar setelah pulang dari acara, Amanda duduk termenung di sudut tempat tidur. Rasa kecewa membara, bukan hanya pada takdir, tetapi pada dirinya sendiri yang tak mampu menunjukkan isi hatinya. Pesta malam itu menjadi titik balik. Sejak saat itu, dia tidak lagi setulus dulu berteman dengan Jelita. Dia tetap menjaga kedekatan agar bisa terus berteman dengan Galih yang sudah melabuhkan hati pada Jelita.Wanita itu menghela napas panj
Last Updated : 2025-06-18 Read more