Dia sedang menanti kabar dari Nina apa besok malam deal tanggal agar dia bisa ditemani oleh Amanda. Membayangkan wanita yang dengan sengaja mengibarkan bendera perang padanya membuat Jelita tidak sabar menunggu esok malam tiba.Sementara disini, Galih terpaku di tempatnya. Rumah itu terasa dingin. Biasanya, Jelita akan menyambutnya saat pulang. Istrinya itu akan menyiapkan baju ganti selagi dia mandi. Setelahnya, Jelita akan menemani dia makan. Kadang, Zaky juga ikut kalau belum tidur. Mendengar keriuhan di meja makan, Bella akan keluar dari kamar dan ikut bergabung. Sekarang, dia benar-benar sendiri. “Kalau ada masalah, bicara.” Galih masuk ke kamar dan menatap Jelita yang mulai membuka laptop, bersiap mengerjakan tulisannya. “Kalau terus begini, masalahnya tidak akan pernah selesai.”“Kamu tahu betul apa masalahnya.” Jelita menjawab cepat. Tatapannya lurus ke arah laptop, tidak menoleh sedikitpun ke arah Galih yang berdiri di bingkai pintu. “Bukan aku yang seharusnya bicara, tapi k
Terakhir Diperbarui : 2025-06-25 Baca selengkapnya