Gaun biru malam yang dikenakan Nara terasa terlalu pas di tubuhnya. Bukan karena ukurannya, tapi karena malam ini, segalanya harus terlihat sempurna. Tatanan rambutnya ditarik ke belakang dalam sanggul longgar, memperlihatkan leher jenjang dan sorot mata yang ia latih di depan cermin sejak dua jam lalu—mata yang harus terlihat bahagia, tidak ragu, tidak bertanya.Di lantai bawah, ballroom Hotel Seraphine dipenuhi lampu kristal dan deretan meja bundar berlapis linen putih. Para tamu datang satu per satu, dengan jas mahal dan gaun-gaun yang berkilau seperti musim penghargaan. Ini bukan hanya gala amal—ini adalah panggung unjuk kekuasaan, tempat reputasi dibangun dari sorotan dan bisikan.Raydan datang menjemputnya di pintu ruang rias. Mengenakan setelan hitam berpotongan tegas dan dasi perak tipis, ia terlihat seperti pria dalam iklan parfum mewah—dingin, tak tersentuh, dan menyimpan rahasia dalam diam.“Kamu siap?” tanyanya, menawarkan lengan.Nara menatapnya sejenak. “Siap terlihat sep
Last Updated : 2025-05-28 Read more