Nathan geram melihat raut wajah Letta yang seperti itu. Tangannya mengepal kuat, dan memperlihatkan bagaimana emosinya ingin menyalur. Diamnya Nathan membuat Letta bergidik.‘Apa aku salah bicara?’ batin Letta, menyadari sikap Nathan kini berubah.Bahkan, Nathan tak memberitahukan bagamana tugasnya lagi, dia melemparkan berkas-berkas yang Letta harus kerjakan, tanpa peduli Letta bisa atau tidak.Letta masih diberikan tumpangan oleh Nathan untuk bisa pulang bersama. Hanya saja, raut wajah Nathan masih seperti sebelumnya, menyeramkan.“Ke rumahku sebentar,” ucap Nathan, singkat.Letta hanya menganggukkan kepala.Begitu sampai, mereka masuk dan melihat bahwa rumah itu sedikit berdebu. Letta bisa melihat bahwa meja makan tak ada yang berubah dari terakhir kali Letta di sini.“Ada apa, Nathan? Apa ada yang perlu aku kerjakan di sini?” tanya Letta sembari mengikuti dari belakang.“Ada, di kamarku,” balasnya, datar.Begitu mendengarnya, Letta segera mendahului dan menuju kamar Nathan. Biasan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-09 Baca selengkapnya