“Maaf kalau kamu merasa ayah menyalahkanmu sejak tadi San, ayah tidak bermaksud begitu,” ungkap Cakra.Ada sedikit rasa bersalah yang terlihat di wajahnya saat itu.“Kami memang sering bersaing Yah, aku juga sering iri karena Ayah lebih percaya dia, tapi hanya sebatas itu. Aku gak pernah berpikir untuk mencelakai dia. Bagaimanapun juga, dia adalah mentorku di kantor.”Sandy menunduk pelan, kenangan masa lalu bermain di kepalanya. Bagaimana Bagas begitu sabar mendampinginya, membantunya memperbaiki kesalahan, membela bahkan tidak jarang menyalahkan dirinya sendiri agar Cakra tidak emosi.“Maafkan Ayah, ayah tidak bermaksud begitu.” Cakra kembali mengulang ucapan maafnya. “Waktu melihat nama pemilik mobil itu, yang ayah ingat kamu pernah minta mobil sport juga dulu. Ayah khawatir dia pernah membelikanmu mobil dan mobil itu dimanfaatkan orang lain.”Sandy menggeleng. “Tidak pernah Yah.”Lalu suasana kembali hening, rasanya untuk sesaat mereka kehilangan alur.“Pemilik liontin itu, apa Ka
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-15 อ่านเพิ่มเติม