Zolin menyeka sudut bibir Alvaro dengan tisu. “Daddy, jangan diem terus dong. Aku ngomong panjang lebar, Daddy malah ngelamun.”Tiba-tiba, Alvaro mengangkat tangannya yang masih lemah, menyentuh kepala Zolin. Ia mengusap lembut rambut anaknya, membuat Zolin terpaku.Lalu, dengan suara pelan namun tegas, pria itu akhirnya berbicara.“Terima kasih, Zolin.”Gadis kecil itu membelalakkan mata. “Daddy ngomong.”Alvaro mengangguk pelan. Suaranya terdengar berat, seperti sedang menahan sesuatu yang lama mengendap di dalam dada.“Maafkan Daddy, Daddy sudah membuat kamu sendirian selama ini.”Zolin memeluk tangan Alvaro, memeluknya erat. “Aku nggak pernah marah kok, Daddy. Aku tahu Daddy sakit. Tapi sekarang Daddy sudah bangun dan aku senang banget.”Senyum kecil menghiasi wajah Alvaro. Tapi matanya berkaca-kaca.“Daddy janji, mulai sekarang Daddy akan selalu temani Zolin.”“Bener ya?” bisik Zolin, seolah takut berharap terlalu banyak.Alvaro mengangguk, lalu menarik Zolin ke dalam pelukanny
Last Updated : 2025-07-02 Read more