Raka gelisah. Gerakannya resah, seperti seseorang yang dikejar waktu. Ia membuka laci di sudut ruangan, menyingkap map-map lusuh, menggoyang rak buku yang penuh debu, lalu menunduk memeriksa kolong meja.Helaan napasnya terdengar pendek, terputus, seakan semakin ia mencari, semakin kosong pula ruang itu menjawab.Tiba-tiba ada suara berderak. Aidan, bocah mungil dengan rambut acak-acakan, berjongkok di depan lemari televisi. Ia menggeser pintunya yang seret, lalu menarik keluar sebuah kotak P3K putih, dihiasi stiker Doraemon yang ujungnya terkelupas, warnanya pudar dimakan waktu.Dengan sorot mata berkilat, ia menegakkan tubuh dan mengangkat kotak itu tinggi-tinggi. “Ini,” katanya singkat, nada suaranya bercampur bangga dan lega.Raka menghentikan pencariannya. Ia menerima kotak itu, menepuk kepala Aidan sekilas. Hanya sekali sentuh, ringan, tapi cukup untuk membuat senyum tipis muncul di wajah bocah itu. Senyum yang seperti berkata: usahaku tak sia-sia.Tanpa banyak kata, Raka berbali
Terakhir Diperbarui : 2025-06-25 Baca selengkapnya