Waktu seakan menetes pelan, seperti butir air hujan yang tergantung di ujung daun sebelum jatuh. Ruangan itu tenang, namun keheningan justru membuat setiap detik terasa lebih panjang.Tatapan pria itu tidak pernah berpindah. Ia menatapnya, terus menatapnya, seolah wajah Kirana adalah satu-satunya hal yang mampu menahan dunia agar tidak runtuh.Kirana, dengan mata terpejam rapat, berusaha keras menahan kegelisahan yang mendesak dari dalam dadanya. Alisnya berkerut samar, menahan kesal yang kian menguar. Ia mengangkat tangan, berusaha menarik selimut lebih tinggi, menutupi wajahnya, mencari perlindungan dari tatapan itu.Namun gerakannya keliru. Selimut yang hendak ditarik justru terlepas, meluncur jatuh ke lantai dengan bunyi lembut.Sunyi.Kirana tercekat. Tangannya terhenti di udara, menggantung, sebelum perlahan ia tarik kembali ke sisi tubuhnya. Ia ragu. Membuka mata untuk mengambil selimut? Atau tetap berpura-pura tidur dan menanggung rasa asing ini?Kalau ia bangun, ia harus menat
Terakhir Diperbarui : 2025-07-29 Baca selengkapnya