Matahari menyelinap lembut lewat jendela kamar Eliza. Tirai tipis bergoyang pelan ditiup angin, menciptakan pola cahaya di lantai. Eliza duduk bersandar dengan bantal bertumpuk di belakangnya, mengenakan piyama longgar warna biru muda. Sejak kepulangan dari rumah sakit, hari-harinya terasa lambat, penuh rutinitas yang itu-itu saja—tidur, makan, kontrol, tidur lagi.Tapi pagi ini, matanya tak bisa tenang. Ia memainkan ujung selimut, gelisah, lalu menghembuskan napas dengan suara keras.Nicholas, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan kaos abu-abu sederhana, langsung menoleh. “Kamu kenapa?”“Gue pusing banget mikirin wisuda, Nick,” keluh Eliza sambil menutup wajah dengan kedua tangan. “Dua minggu lagi, dan gue belum ngapa-ngapain. Gaun belum siap, sepatunya belum tahu, make-up kayak apa, gue belum ada bayangan!”Nicholas duduk di tepi tempat tidur, menjaga jarak aman, seperti biasa. “Kamu baru keluar dari rumah sakit, Liza. Masih pemulihan. Jangan terlalu stres s
Terakhir Diperbarui : 2025-06-19 Baca selengkapnya