“Kenapa, Mbak? Ayah juga ayah kandung Mbak Dinda, Mbak Oliv, dan Mbak Mayang. Dulu kalian melarang keras Ayah untuk ikut aku. Alasannya karena joroklah, inilah, itulah.”Mereka saling berpandangan, lalu bersama-sama menatapku.“Aku tidak bisa, Sela. Aku harus menghemat pengeluaran untuk modal kampanye Mas Damar jadi anggota DPR lagi. Syukur-syukur bisa jadi menteri.”“Mimpi kamu, Mbak. Mas Damar itu namanya belum terkenal. Mana bisa jadi menteri,” seru Mbak Oliv sambil tertawa.“Heh, kalau begitu kamu saja, Liv, yang merawat Ayah. Zaman sekarang, kalau uang yang bicara, semua jadi mudah,” serang Mbak Dinda.“Aku? Mas Andi tentu tidak mengizinkanlah. Kami itu benar-benar mandiri. Tidak mau ada orang lain tinggal bersama kami.”“Tetapi Ayah bukan orang lain, Mbak,” sanggahku.“Sama saja. Yang diperbolehkan Mas Andi tinggal di rumahku ya hanya keluarga inti.”“Alah, dasar suami Mbak aja yang pelit. Tidak mau terbebani,” Mbak Mayang menyela.“Eh, Mayang, jangan asal ngomong, ya. Kenapa tid
Terakhir Diperbarui : 2025-05-22 Baca selengkapnya