Aku salah apa? Tiba tiba dilamar laki laki kampung berpenampilan jadul, bahkan yang dibawa adalah sayur mayur. Semua saudaraku menghinanya. tapi ayahku dengan mantap menerima lamarananya. Kok bisa? Kalian ingin tau ajaibnya laki laki kampung itu?
View MoreGelak tawa memenuhi ruangan. Riuhnya menambah ramai suasana. Tetapi tidak dengan ku dan ayah. Ayah hanya mengelus lembut pucuk kepalaku.
Baru saja, ada seorang laki-laki melamarku. Dia adalah anak teman ayah. Tidak seperti kakak-kakak ku yang dilamar dengan membawa pernak pernik mewah, tetapi laki-laki tadi membawa seikat pete, setengah karung cabai serta sayur mayur lainya. Tentu berbanding terbalik dengan kehidupan kota yang aku jalani. Namanya Yitno. Reflek dengan penampilan, nama dan apa yang ia bawa sontak membuat keluarga besarku tak dapat menahan tawanya.
Tetapi ayah justru setuju. Entah mengapa aku percaya pada keyakinan ayah bahwa dia adalah laki-laki yang tepat. Keputusan itu juga membuat diriku menjadi bahan olokan kakak-kakak ku. Suami mereka semua orang berada. Suami Kak Dinda adalah seorang anggota DPR. Suami Kak Oliv seorang pengusaha besar. Dan suami Kak Mayang adalah seorang dosen.
"Ayah, yakin dengan keputusan ayah akan menikahkan Sela dengan lelaki desa begitu?"
"Kamu yakin akan hidup di desa Sel ? Ih orang desa jorok lho. Mandinya di sungai,"
"Nggak takut miakin kamu hidup dengan orang desa Sel?"
Dan beragam olokam lainya terlontar dari mulut-mulut kakak ku.
"Jangan melihat seseorang hanya dari satu sisi. Kalian belum tau sisi yang lainya.". Itu wejangan ayah.
"Kamu sudah berumur Nduk. Sudah saatnya kami memikirkan masa depanmu. Jangan terus menerus memikirkan ayah. Ayah tidak apa-apa. Ayah merestuimu,".
Ku peluk pria sepuh itu. Bagaimana aku tega meninggalkanya, sementara ibu sudah terlebih dahulu meninggalkan ayah dalam keabadian. Ayah tidak pernah menuntut salah satu anaknya akan tinggal bersama. Karena semua anaknya perempuan. Mereka harus menurut apa kata suami.
*
Selang beberapa hari Yitno datang lagi. Penampilanya selalu begitu. Kemeja masuk dan rapi. Rambutnya klimis.
"Om saya kesini ingin membantu sedikit dana untuk acara pernikahan nanti. Terimakasih telah memberi restu saya menikahi Sela. Saya berjanji akan membahagiakan Sela sekuat yang saya bisa,"
"Eh Yitno bahagiain darimana? Kamu cuma petani? Apa bisa membahagiakan Sela?" hina Kak Oliv.
"Paling-paling nanti setiap hari disuruh buat sambal pete," tambah Kak Dinda
"Tidak bahagia justru mengancam jiwa nanti, Sel," Kak Mayang tidak mau kalah menimpali
Yitno hanya tersenyum. Tidak terlihat sama sekali gurat emosi di wajahnya.
"Kamu itu punya mulut atau tidak ? Senyam-senyum. Jangan-jangan kamu malah gak waras?" tanya Kak Dinda.
"Akan saya bahagiakan Sela dengan cara saya sendiri," jawab Yitno. Entah mengapa laki-laki itu bisa yakin seperti itu.
Namun mendengar jawaban dari Yitno, yang ada kedua kakak Sela menertawakanya. Dengan kata lain menghinanya.
Dan Yitno masih sama. Masih duduk dengan santainya. Tidak memperlihatkan dirinya sedang emosi maupun sakit hati.
"Tidak usah mengada Ngada kamu. Kamu itu dari desa. Palingan juga miskin. Sok paling bisa. Apalagi membahagiakan anak orang. Memangnya hanya dengan kata cinta, Sela akan pasti bahagia begitu?" tanya Kak Mayang yang meremehkanya.
"Asal dari desa, ekonomi yang miskin belum tentu tidak bisa membahagiakan Mbak. Kita lihat bagaimana nanti waktu saja. Hidup di kota, dengan suami berpangkat tinggi juga tidak ada jaminan dibahagiakan bukan?" serang Yitno tiba tiba.
Dan entah mengapa, kedua kakakku langsung terdiam. Apakah ucapan Yitno memang sesuai dengan kenyataan yang mereka alami?
"Kenapa diam Mbak? Tidak bahagia ya?" tanya Yitno dengan berani.
Sepanjang perjalanan pulang, Bang Yitno hanya terdiam. Aku menjadi takut mengajaknya berbicara. Mungkin ia begitu sakit hati dengan ucapan kakak-kakak ku.Tiba-tiba Bang Yitno menepikan motor di sebuah restoran besar." Mau ngapain bang ?"" Makan lah dik. Habis emosi ternyata menguras tenaga. Abang lapar,"" Abang nggak malu ?"" Kenapa malu dik ? Kita disini beli kok. Nggak ngutang,"Aku mau menjawab menjadi takut menyinggung nya. Disini restoran terkenal. Banyak para elit mampir disini. Terlihat dari kendaraan yang terpakir rapi berjejer-jejer.Bang Yitno memilih menu dengan harga - harga termahal." Aku suka di restoran ini dik. Menunya memang mahal. Tapi sesuai dengan kualitas rasanya,"Aku diam saja Aku sudah tau karena restoran ini terkenal seantero kota." Bang, abang kok beri ayah hadiah segitu banyaknya ?,"" Dik, selama kita mampu, abang merasa tidak apa-apa. Rezeki yang kita peroleh tak lepas dari do'a orang tua juga. Siapa tau dengan do'a orang tua rezeki kita bertambah l
Ayah mulai membuka kado dari Bang Yitno. Dalamnya ada sebuah kado. Kotak kecil yang terdapat tulisan Bismillah yang menempel pada kotaknya. Ayah menariknya dan ternyata isinya yaitu uang seratus ribuan yang digandeng gandeng panjang. Ayah tersenyum menariknya yang tidak kunjung bertemu ujungnya.Kakak-kakak ku semua melengos. Ternyata kado dari Bang Yitno lebih unik. Pecahan uang seratus ribu berjumlah dua ratus lembar. Alias uang dua puluh juta rupiah." Maaf ayah kalau saya terkesan kurang sopan. Yitno tidak tau kesenangan ayah maupun kebutuhan ayah. Oleh karena itu Yitno memberi sedikit rezeki dari hasil panen. Barangkali bisa digunakan sewaktu-waktu." ucap Bang Yitno lirih.Aku mengembangkan senyum bangga. Ternyata Bang Yitno cerdas juga. Ayah menepuk pundak Bang Yitno dengan bangga." Uang panen dikasih ayah, mau diberi makan apa si Sela ?" olok Mas Andi, suami Mbak Oliv." Kalau saya tidak sanggup menafkahi Sela, tentu sedari awal saya tidak akan menikahinya mas," jawab Mas Yitn
" Jangan, dik," cegah Bang Yitno tegas." Jangan kenapa lagi bang ? Aku tidak suka dengan cara pandang mereka yang selalu melihat dari luarnya saja."" Abang kan sudah bilang, biarlah itu menjadi urusan mereka. Terkadang orang yang tulus itu kita dapatkan saat kita di posisi bawah."" Bang, walaupun abang di posisi tinggipun mereka tetap mencari kesalahan abang,". Aku mulai kesal dengan segala sifat mengalahnya itu." Dengar dik. Mungkin ini ujian pernikahan kita. Bisa saja lambat laun, kakak-kakakmu menyukaiku. Ujian pernikahan bermacam-macam dik. Dari mertua, ekonomi, dari pasangan bisa juga dari ipar. Tidak ada pernikahan yang sempurna itu,. Akan ada saatnya mereka juga akan tau dik"" Tapi kapan bang ?"" Diam lah jika kamu masih mampu bersabar. Tetapi jika diam mu tidak dihargai, bicaralah agar mereka diam,"Aku mulai mengalah kala Bang Yitno sudah ceramah. Entah terbuat dari apa hingga hatinya sesabar itu.Berjam-jam perjalanan ke rumah ayah hingga keringat turun sejagung-jagung
Aku enggan bertanya lebih jauh kepada Bu Sumi. Karena ada hal yang jauh lebih penting yang ingin aku tanyakan." Bu, kenal Tina yang dulu mau dinikahi Bang Yitno ?"" Wanita tidak benar itu mbak. Naudzubillah. Untung Mas Yitno tidak jadi menikah dengan dia. Sudah mau dinikahi juragan, haji bergelar sarjana pula masih neko-neko sampai hamil. Sekarang ngejar-ngejar Mas Yitno lagi. Urat malunya sudah putus kali,"Aku bernafas lega. Apa yang diucapkan Bang Yitno sama dengan penuturan Bu Sumi." Sebenarnya saya kesini juga ingin menanyakan itu bu. Saya takut Bang Yitno berbohong,"Bu Sumi tertawa kecil." Mbak Sela tidak perlu takut. Mas Yitno itu orang nya jujur. InsyaAllah mbak Sela berjodoh dengan laki-laki yang tepat."Aku girang bukan main dengan ucapan Bu Sumi. Sepanjang perjalanan aku hanya senyum senyum sendiri mengingatnya,tanpa sadar Bang Yitno sudah menunggu kedatanganku di teras." Adik tidak apa-apa ? Pulang-pulang kok senyum-senyum sendiri ?"" Aku sedang bahagia sekali bang,
" Suami kamu itu penipu dan pembohong," Ibu itu menyerangku tiba-tiba. Aku yang tidak tahu masalahnya, bingung harus menjawab apa." Bu, silahkan masuk ke dalam dulu. Kita bicara baik-baik. Jujur saya tidak mengerti maksud ibu. Sekalian menunggu Bang Yitno pulang.Akhirnya anak dan ibu tersebut mau masuk." Begini ya mbak. Saya kesini bukan ingin ketemu Yitno. Tetapi saya mau melampiaskan kekesalan saya. Dia berjanji akan menikahi putri saya. Dan sabar menunggu hingga kuliah nya di Semarang selesai. Tetapi nyatanya ia malah menikah dengan kamu. Kamu sadar tidak menikah dengan calon suami orang ?"Degg... Bagai di hantam petir di atas kepala. Aku yang baru saja bahagia menikah dengan Bang Yitno, harus memakan kenyataan sedemikian pahitnya. Apa aku ini juga pantas disebut pelakor ? Padahal aku hanyalah korban.*" Dik, kenapa kopernya dikeluarkan ?"Bang Yitno kaget melihatku yang telah duduk di ruang tamu serta membawa koper." Dulu abang memintaku kelada ayah dengan cara baik-baik.Se
Aku harus bertanya pada siapa tentang pria aneh yang kini bergelar suamiku ini ? Bahkan aku juga tidak tau keluarga dan saudara-saudaranya.Malam ini, aku mengendap keluar kamar. Di ruang tengah ada sebuah lemari. Mungkin disana aku bisa menemukan riwayat hidup suamiku. Karena lemari di kamar hanya berisi baju. Lama aku mencari, hampir isi dari setengah lemari telah aku keluarkan. Tetapi aku belum menemukan apa yang aku cari. Setelah rasa menyerah menghampiri dan pasrah tentang kehidupan kedepanya, tanganku menyentuh sesuatu dipinggir lemari yang sepertinya sengaja disembunyikan. WISUDA SARJANA.Penasaran aku membukanya. Ijazah siapa di lemarinya ini. Atau jangan-jangan ijazah mantan istrinya ? Apa Mas Yitno itu duda ?Daripada penasaran, aku buka saja dalamnya. Betapa aku tercengang. Nama yang tertera di ijazah itu Suyitno. Sarjana Pertanian.Ulah apalagi yang disembunyikan. Dia haji juga sarjana, juragan. Belum selesai aku cemberut serasa dibohongi tiba tiba dari balik lemari, dia m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments