Adit terdiam lama. Matanya menatap kosong ke arah meja marmer yang masih dipenuhi sisa hidangan mewah. Cahaya lampu kristal di atas mereka berkilauan, tapi hatinya justru terasa gelap. Sarah menggenggam tangannya erat, mencoba memberi kehangatan di tengah kebekuan itu.“Tidak mungkin aku anaknya CEO Indra, Sar,” ucap Adit akhirnya, suaranya rendah tapi tegas. “Mungkin hanya nama saja yang kebetulan sama. Arga yang dicari Pak Indra, itu bukan aku.”Sarah menatapnya lekat, matanya bergetar menahan gejolak. “Tapi … kamu ingat kan? Kamu yang sering bilang ke aku kalau tidak ada yang tak mungkin di dunia ini. Kamu sendiri yang bilang begitu, Dit.”Adit mendengus pelan, lalu mengalihkan tatapan ke luar jendela, ke arah taman hotel yang diterangi lampu-lampu kecil. “Kali ini beda, Sar. Aku nggak bisa percaya begitu aja.”Sarah menarik napas panjang, menahan sabar. “Anak laki-laki Indra yang hilang itu punya tanda lahir bulan sabit kecil di belakang telinganya. Persis kayak kamu, Dit. Itu buk
Terakhir Diperbarui : 2025-09-21 Baca selengkapnya