Di tengah keheningan ruang tunggu IGD, Adit merasakan amarahnya meluap dan egonya mengeras. Ia menatap layar televisi sejenak, lalu beralih menatap Hardian dan Bela."Aku harus kembali ke kamar. Kalian temani Sarah. Kabari aku kalau ada perkembangan, ya," pinta Adit, suaranya tenang, dingin, dan penuh kendali.Hardian mengangguk. "Siap, Dit. Kamu hati-hati. Jangan coba-coba turun lagi."Adit tersenyum tipis. "Nggak akan. Aku percaya sama Pak Arif."***Kembali ke lokasi kejar-kejaran yang kini menjadi tontonan nasional, mobil Darius melaju kencang, nyaris menabrak sebuah truk. Barjo, di mobil hitamnya, berusaha sekuat tenaga menempel di belakang."Barjo to Komandan Arif, target masih di jalanan kota, Komandan! Mereka ugal-ugalan! Kami prediksi mereka menuju kawasan Dramaga!" lapor Barjo, suaranya terdengar tegang di earpiece.Di markas, Arif duduk di depan monitor besar yang menampilkan peta kota dan feed dari kamera drone yang sudah diterbangkan tim IT-nya. Di sampingnya, dua anak bu
Last Updated : 2025-10-23 Read more