*“Mari, Bu!” Andik menggugah lamunku yang hanya berdiri tak bergerak di samping mobil. Dia kemudian membukakan pintu mobil itu.“Oh, i-iya, Ndik. Terima kasih,” ujarku baru bergerak masuk.Sepanjang jalan hanya terdiam mencoba menenangkan rasa yang sangat tidak enak di hati. Dadaku sesak dan sekujur tubuhku seolah tak memiliki daya dan kekuatan.Suamiku yang selama ini menjadi sumber kekuatanku, tanpanya tentu aku selemas ini.Kudengar Andik bertanya, “Apa kita langsung pulang, Bu?”Sesaat itu aku baru terbangun dari lamunku. Aku ingat harus menanyakan apakah Andik melakukan apa yang kusuruh semalam?Ini penting sekali agar Bian bisa percaya aku sedang dijebak.“Yang kusuruh semalam bagaimana, Ndik?”Andik baru menoleh ke belakang sebentar, tapi tidak langsung menjawab. Membuatku tidak sabar dan mengulangi pertanyaanku.“Andik? Bagaimana?”“Maaf, Bu. Petugas keamanannya mengatakan tidak boleh sembarang orang mengakses CCTV hotel kecuali memang ada perintah dari pihak kepolisian ata
Last Updated : 2025-08-27 Read more