All Chapters of Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku: Chapter 11 - Chapter 20

Dua bulan kemudian. Situasi berjalan sesuai perkiraanku. Suku barbar itu mengerahkan 10.000 pasukan untuk menyerang benteng terdepan. Dan menyusupkan sekitar 500 orang menuju jalur barat untuk mencuri bahan pangan kami. Kudengar dari surat yang dibacakan Ibu untuk Zhou Chuanyan, pasukan kecil yang disiapkan Jenderal Ye di gerbang barat mampu menahan pasukan sebanyak itu meski kalah jumlah. Aku sudah tahu itu. Karena Ye Qingyu sangat kuat. Dia mampu menghabisi puluhan musuh dalam hitungan menit hanya dengan satu pedang di tangan kirinya. Ye Qingyu adalah jenderal hebat di masa depan yang ditakuti seluruh Beizhou. Saat itu, ayahku bahkan menjatuhkan lututnya hanya untuk berterima kasih karena kontribusi besar Ye Qingyu di peperangan terakhir di kehidupan sebelumnya. Aku masih tidak tahu apakah tindakanku benar dengan mengirim Ye Qingyu ke peperangan lebih cepat dari pada yang seharusnya. Tapi untuk saat ini, itu sangat membantu untuk melindungi Beizhou dari suku barba

Pada keesokan paginya, aku menerima uang kertas seratus tahil emas dari Zhou Chenxi. Saat memberikannya, dia berkata, "Jangan lagi-lagi menggunakan cara licik seperti kemarin kalau ingin merebut uang Chuan'er." Haha, dia bodoh, ya? Padahal jelas sekali Chuanyan sendiri yang ingin memberikannya padaku. Aku bahkan masih bingung kenapa orang payah sepertinya bisa memenangkan judi sebesar ini? Judi yang nyaris membuat keluarga ini hancur di kehidupan sebelumnya ini, justru tiba-tiba saja dimenangkan olehnya? Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi yang kuterima untuk membeli perhiasan ini, tidak pernah kudapatkan di kehidupanku yang sebelumnya. Artinya, apa yang terjadi di masa lalu, belum tentu akan terjadi juga di kehidupan baru ini. Meski aku masih mengingat beberapa kejadian penting yang pernah terjadi sepanjang sepuluh tahun mendatang, bisa saja prediksi itu meleset di saat-saat yang krusial. Aku memang bisa memanfaatkan pengalamanku selama tinggal di kehidupan sebelumnya, tapi b

Aku menggeram kesal sambil menatapnya dengan tajam. Apa-apaan orang ini? Kenapa dia memintaku membatalkan pembeliannya? "Kau pikir aku akan mendengarkanmu begitu saja?" aku berkata ketus. Ye Qingyu menatapku datar, dan merampas semua uangku, dan mengangkat tangannya yang menggenggam uang itu setinggi mungkin. Aku mendongak dan berusaha meraihnya. Tapi, sial, orang ini tinggi sekali. "Kembalikan!" Aku berseru kesal. Padahal aku baru saja diperlakukan sangat baik oleh pemilik toko. Tapi Ye Qingyu seenaknya saja merusak suasana dengan berkata untuk membatalkan pembelian? "Yang akan memakainya itu aku, bodoh! Bukan kau!" aku menarik kerah bajunya dan melompat lebih tinggi. Tapi tetap saja aku tidak bisa meraih tangannya yang panjang. "Siapa yang akan kau nikahi saat memakai perhiasan sampah itu, Zhou Jingxi?" Ye Qingyu bertanya dingin. "A-apa?" aku terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu."Kubilang, kau mau menikah dengan siapa sampai membuatmu harus membeli perhiasan sendi

Sebuah kereta kuda barang yang mengangkut belasan kotak berwarna merah merapat di depan kediamanku. Belasan pekerja yang mengenakan seragam toko Mu Dan berbaris dan mengeluarkan kotak-kotak di dalam. Beberapa dari mereka yang memakai sanggul tinggi adalah pelayan tingkat tinggi yang kusebut pramuniaga, tapi sepertinya dua orang yang bermasalah denganku tidak ada di sini …."Mereka pasti sudah diberi hukuman yang pantas oleh Mu Dan." Ye Qingyu berbisik di telingaku. "Heh? Kau tahu apa yang aku pikirkan?" aku melotot kesal. "Wajahmu menunjukkan bahwa kau mengkhawatirkan dua orang pramuniaga itu." Ye Qingyu menjawab acuh. Ah, dia memang orang yang seperti itu. Salah satu dari pramuniaga mendekatiku. "Salam, Nona Pertama Zhou, kami datang mengantarkan pesanan Anda." Aku menatap Ye Qingyu, bagaimana membalasnya? Tapi Ye Qingyu hanya mengangguk kepadaku. "A-ah, letakkan saja di sini." Aku menjawab dengan gugup. Zhou Chuanyan yang bingung, segera mendekat ke arahku dan bertanya den

Saat itu, mungkin masih pukul lima pagi, dan matahari bahkan belum terbit sama sekali. Tapi aku sudah berada di kamar Zhou Chuanyan dan membantunya merapikan diri.Memangnya dia mau pergi ke mana sampai harus bersiap sepagi ini? Apakah pelayan Yang Mulia Ibu Suri datang lagi? Dan menjemputnya lagi?Haah, meski pun tidak mungkin, tidak ada salahnya kalau aku menginginkan hal itu terjadi. Aku sedikit muak mencium bau obat dari tubuh Zhou Chuanyan setiap hari. "Kakak, mana yang lebih mahal antara yang ini dan yang ini?" Zhou Chuanyan menunjuk dua tusuk rambut yang ada di atas mejanya. Ada beberapa kotak perhiasan yang belum dibuka di dalam kamarnya. Dan itu semua adalah perhiasan yang dibeli Ye Qingyu untukku kemarin. "Chuanyan." Aku memanggilnya, tanganku masih bergerak menyisir rambut panjangnya. "Ya?" "Kau …, tidak pernah berpikir apakah perhiasan-perhiasan itu benar-benar milikku semua? Kamu benar-benar berpikir bahwa semua itu dibeli olehku?" aku bertanya. Zhou Chuanyan menata