Kesunyian di tempat itu bukan sekadar hening—ia adalah lautan tak bertepi yang menelan segala gema. Menjerat segala nada, hingga suara hati sendiri terasa seperti gemuruh yang memekakkan. Mereka berdiri di tengah hamparan tak bernama itu, saling melempar tafsir yang bisa berarti apa saja. Teka-teki kuno? peringatan? atau sekadar tipu daya sang Penjaga? Kata-kata meluncur dari bibir, lalu mati di udara, seolah dihirup oleh kekosongan itu. Kael, yang suaranya nyaris hanya sehembus napas, tetap terdengar bagi Kinari seperti gelegar petir. Ia berbalik, matanya berkilat marah. "Bisikmu terlalu keras, Kael," ucapnya, hampir seperti menghardik, namun suaranya sendiri bagai dentuman bagi telinganya. Di sana, riddle itu bukan sekadar ujian akal—ia adalah ujian jiwa. Kesunyian yang begitu absolut merayap masuk, memecah konsentrasi, mencabik batas kesabaran, dan memaksa mereka menatap wajah terdalam dari diri mereka sendiri. Setiap keraguan, setiap rasa takut, setiap hasrat yang
Last Updated : 2025-08-12 Read more