Pagi itu udara masih lembap setelah semalaman hujan. Mariana baru saja menata rambutnya di depan cermin, wajahnya masih menyimpan bayang-bayang pertemuan di mall kemarin. Ia mencoba terlihat biasa saja, tapi matanya bengkak sedikit—tanda ia tidak tidur nyenyak.“Mar, nanti sekalian ke pasar, ya?” seru Edgar dari ruang tamu sambil mengenakan kemeja kerja. “Beli cabai sama tomat. Jangan lupa, tomatnya yang segar, jangan kayak waktu itu.”“Iyaaa…” sahut Marni cepat, menutup kaca bedaknya “Pasar aja ya, lebih hemat. Toh aku sekalian lewat sana sebelum ke kantor. Aku anterin, terus kamu lanjut belanja.” ucap Edgar Senyumnya polos, tulus, dan entah kenapa justru membuat dada Marni sesak. Ia tak bisa menolak tanpa menimbulkan kecurigaan.“Oh… iya, boleh deh,” jawab Marni pelan, menyembunyikan kekecewaannya, Marni seumur hidup belum pernah belanja sayur dipasar. “Sekalian hemat bensin, kan?”Ia memaksakan tawa kecil.---Mobil mereka melaju pelan di jalanan yang masih basah. Edgar bercerita
Terakhir Diperbarui : 2025-10-25 Baca selengkapnya