“Aku minta maaf karena menyakitimu lagi,” lirih Jonathan.“Selalu begitu, Jonathan! Kenapa harus selalu begini rumah tangga kita?” seru Amel di antara isakannya.“Maaf,” cicit Jonathan, menunduk dalam. Amel menutup wajahnya dengan kedua tangan, isakannya terdengar semakin pilu. Jonathan ingin meraih bahunya, tapi sebelum ia sempat bergerak, Amel sudah menepis tangannya dengan kasar. Ia mendorong Jonathan menjauh lalu bangkit.Tanpa sepatah kata pun, ia melangkah cepat menuju kamar. Pintu tertutup keras di belakangnya, menyisakan Jonathan yang terduduk lemah di ruang tamu dengan dada hancur.Amel terduduk di lantai kamar, tubuhnya gemetar hebat, wajahnya pucat pasi. Tangan kirinya menekan perut yang terasa kencang, sementara cairan merah pekat mulai merembes dari jalan lahir, membasahi gaunnya perlahan.“Ahk—!” jeritnya tertahan, menahan perih yang menjalar hingga ke tulang. Rasa sakit itu seperti menghimpit, membuat napasnya tersengal.“Jonathan…” panggilnya begitu lirih, hampir tak
Last Updated : 2025-09-02 Read more