Galtero berjalan di samping Sofia. Bukan sekadar melangkah, tetapi mengawasi istrinya untuk tetap aman. Memang tidak memegangi Sofia secara langsung, hanya mata birunya memperhatikan langkah sang istri.Sebemum Sofia sempat membuka pintu mobil, Galtero bergerak lebih dulu. “Aku saja.” Tangan pria itu terulur, membantu seseorang yang duduk di dalamnya turun.Mata cokelat Sofia terpaku, bibirnya mengukir senyum. “Terima kasih, Galtero,” ucapnya pelan.“Apa pun untukmu, Sofia,” bisik Galtero, suaranya sedikit parau. Lalu dia menggeser tubuhnya, memberi ruang untuk tamunya. “Selamat datang, Nyonya Renata.”Meskipun belum pulih sepenuhnya, Renata berusaha mengangguk kecil sebagai jawaban.“Mama.” Kerinduan yang membuncah membuat Sofia memeluk Renata dengan erat. “Aku rindu Mama.” Nadanya terisak.Tangan keriput Renata menepuk pelan punggung Sofia. “Ma–ma ju–ga.” Renata menoleh pada Galtero, dia bicara tanpa suara. “Te–ri–ma ka–sih, Tu–an.”Galtero mengedip pelan. Melihat kehangatan antar
Last Updated : 2025-08-22 Read more