Nicolas berpuas hati melihat wajah Galtero menegang. Pria itu lalu terbahak-bahak sendiri, hingga mengundang perhatian dari para anggota tim.“Ah, tentu saja aku harus memanggilmu … Nyonya Galtero, bukan?” Dari nada bicaranya saja sangat jelas sebuah sindiran.Sofia cukup tahu diri untuk tidak melibatkan suami pemarahnya lebih jauh. Dia pun sedikit membungkuk. “Tuan Marquez, mohon maaf … kami tidak—”“Kita pergi bersama,” sela Galtero. Dia menyatukan jemari dengan Sofia. Lalu mengecup punggung tangannya tepat di depan mata Nicolas. Tatapan mata birunya menyiratkan bahwa Sofia miliknya, wanitanya, dan tidak ada siapa pun, atau bahkan seekor lalat yang boleh menyentuhnya.Diperlakukan seposesif itu di depan umum membuat Sofia memerah. Bukan karena tersipu, melainkan merasa ngeri. Merinding. Ada sisi batinnya yang muak, tetapi juga ….‘Galtero terlalu posesif. Tapi anehnya, hatiku malah merasa aman,’ batin Sofia.Dua pria bermata biru terang itu saling menatap, sarat akan kebencian yang
Last Updated : 2025-07-19 Read more