Di balik pintu, Gita terbaring dengan posisi membelakangi, tubuhnya terbungkus selimut tebal, hanya rambut acak-acakan yang terlihat.Raka mendekat pelan, duduk di ujung ranjang.“Maaf ya. Tadi di kantor gue juga dikeroyok pertanyaan absurd soal ‘malam pertama’ dan … ugh, pokoknya kacau. Gue pulang udah capek banget, terus lihat apartemen kayak kapal pecah … jadi gue meledak. Tapi, tetap nggak benar marah kayak tadi.”Gita diam.Raka mengeluarkan kotak makan dari kantong dan membuka sedikit penutupnya agar aroma sambal matahnya menyebar.“Ini, makan dulu. Perut kosong bikin ngambek jadi dua kali lipat capeknya, tahu nggak?”Perlahan, tubuh Gita bergeser. Wajahnya muncul, pipinya masih sedikit basah, tapi melirik ke arah nasi.“Pudingnya rasa apa?” tanyanya pelan.Raka tersenyum lega.“Mangga. Yang kamu suka. Kalau kamu mau … gue suapin.”Gita mengangkat alis, melotot. “Enggak!”Dia mendengus kesal, tapi akhirnya duduk bersandar dengan bantal di punggung. “Gue makan sendiri.”Raka meny
Terakhir Diperbarui : 2025-06-15 Baca selengkapnya