Derren mendengkus, tetapi akhirnya dia pun mengangguk, “Kalau bukan aku, lalu siapa lagi?” Tisya diam sejenak. Lalu perlahan menoleh ke arah Derren, matanya melebar tak percaya. "T–Tuan?" Derren hanya menatapnya, tanpa senyum, tanpa pembelaan sedikit pun dari mulutnya itu. "320 juta," gumam Tisya, seperti bicara pada dirinya sendiri, "Tuan membayar langsung semuanya?" "Hmm,” gumam Derren setenang mungkin. Jika memang begini. Kenapa Derren mempermainkan Tisya seperti ini, bahkan tadi Tisya nyaris melayani suaminya di tengah kegugupan ia yang memikirkan nasib neneknya di rumah sakit. Entah apa yang sebenarnya pria ini rencanakan. Tisya menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Bukannya bahagia, justru hatinya terasa makin berat dan sedikit gamang, suaminya ini semakin misterius, dan Tisya merasa sangat yakin jika Derren merupakan pria yang sama, yang namanya pernah dia dengar. "Kenapa Tuan … kenapa Tuan mengerjai saya seperti tadi?” bisiknya. “Padahal tadi kita, hampir—” Derr
Terakhir Diperbarui : 2025-06-13 Baca selengkapnya