Pevita kembali ke dapur, segera mengambil telur dari kulkas. Tangannya bergerak otomatis untuk menyiapkan pesanan Aurelia. Gerakannya efisien dan cepat, bertujuan untuk segera menyelesaikan tugasnya dan kembali ke kamar untuk merenungkan situasi. Setelah menyiapkan telur orak-arik yang sempurna dengan taburan keju, Pevita membawanya keluar. "Ini, Nona Aurelia," kata Pevita, meletakkan piring itu dengan hati-hati di depan Aurelia. "Wah, terima kasih, Pevita," kata Aurelia, senyumnya tulus. "Baunya enak sekali. Kamu memang koki yang hebat." Aldrich, yang berdiri di samping sofa, menatap Pevita. Pandangannya adalah kombinasi dari kelegaan, kebanggaan, dan peringatan. "Aku akan mandi sekarang," kata Aldrich, mengakhiri pembicaraan. Dia menatap Aurelia. "Jangan pindah dari sofa. Jangan masuk ke kamar mana pun. Dan jangan mengganggu Pevita." "Siap, Kakak," jawab Aurelia, mengangkat tangan dalam pose hormat. Dia menunggu sampai Aldrich menghilang ke dalam kamar utama, baru kemudian dia
Last Updated : 2025-10-29 Read more