Malam berikutnya, Hana duduk di tepi ranjang sambil menggendong bayinya yang terus menangis. Tubuhnya lemah, matanya sembab, tapi ia tetap berusaha menenangkan anaknya."Sayang, ayo, Nak. Minum ya, ni susu mama," bisiknya pelan sambil mencoba menyusui kembali. Namun bayi itu menolak. Ia menggeleng kecil, menangis kian keras. Hana mencoba berkali-kali, tapi hasilnya sama. Dadanya perih, bukan karena fisik, melainkan karena hatinya. Air susunya berlimpah, tapi anaknya tak mau lagi menyusu. Ia teringat perkataan Sandra. "Kalau terus disusuin sama kamu, nanti dia ketergantungan."Tangis Hana pecah tanpa suara. Ia menggigit bibirnya, menahan rasa marah yang membakar dada, tapi apa daya, ia hanya istri kedua. Di rumah ini, ia selalu harus mengalah. Ia tak bisa menantang Sandra, apalagi Irsyad yang selama ini hanya menenangkan dengan kata-kata manis, tanpa pernah benar-benar bersikap tegas."Mas, kenapa kamu biarin semua ini terjadi. Aku terima kalau kamu gak bisa cinta sama aku, tapi untuk
Terakhir Diperbarui : 2025-07-28 Baca selengkapnya