Ruang meditasi di Perpustakaan Senja terasa sunyi, namun keheningan itu bergetar dengan antisipasi yang begitu tebal hingga terasa seperti tekanan fisik. Waktu seolah berhenti, menanti keputusan dua orang yang duduk berhadapan di atas bantal anyaman. Di satu sisi, Kian Alvaro, pria yang terbiasa mengendalikan kerajaan bisnis bernilai triliunan, kini harus belajar mengendalikan gemuruh di dalam jiwanya. Di sisi lain, Elara, gadis yang beberapa minggu lalu hanya tahu cara membuat latte art, kini memegang nasib pria itu di tangannya. Kian duduk bersila, punggungnya lurus seperti baja, tetapi buku-buku jarinya yang terkepal di atas lutut memutih, mengkhianati ketegangan luar biasa yang ia rasakan. Matanya terpejam, tetapi Elara bisa melihat kelopak matanya bergetar. "Tarik napas, Tuan," bisik Elara, suaranya yang lembut dan tenang menjadi satu-satunya suara di ruangan itu. "Seperti yang diajarkan Rama. Tarik napas melalui hidung, rasakan udaranya mengisi pa
Terakhir Diperbarui : 2025-07-20 Baca selengkapnya