Apartemen di perbatasan Jakarta–Bandung pagi itu terasa dingin. Dari balik jendela, orang-orang yang menghabiskan akhir pekan terlihat berjalan santai di sekitar jalan utama yang lengang oleh kendaraan bermotor.Alana duduk di sofa tunggal, tubuhnya tegak sambil berpangku tangan. Pandangan matanya menyapu ketiga anak SMA yang selama ini menjadi tim kecilnya, Ibnu, Resti, dan Aris.Ibnu sibuk menatap layar laptop, seolah sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. Resti duduk santai menunggu Alana membuka pertemuan. Sementara Aris, si paling pendiam, menunduk sembari memainkan flashdisk di tangannya.Alana berdeham pelan memecah kesunyian.“Bagaimana? Apakah ada temuan baru dari file-file di dalam laptop dan komputer kakek Bramanta?”Ibnu menelan ludah, dia berusaha untuk tampak biasa saja. “Hmm... sejauh ini, datanya masih acak. Banyak folder kosong atau sudah dihapus. Belum ada yang benar-benar mencurigakan.”Alana menyipitkan mata. Ada nada ragu di balik jawaban itu, seolah Ibnu sedang
Last Updated : 2025-08-17 Read more