"Ah! Maaf, Ibu. Aku nggak sengaja."Setelah aku mengingatkannya, barulah Ezra sadar kalau satu tangannya sedang menekan bagian montok tubuhku. Dia buru-buru memberi penjelasan dengan ekspresi panik."Ezra, Ibu tahu kamu nggak sengaja. Tapi tolong, turunkan Ibu dulu, ya."Wajahku terasa panas karena malu, tubuhku juga sudah mulai sensitif. Aku takut kalau dibiarkan lebih lama, aku akan mempermalukan diri sendiri di hadapan Ezra, jadi aku langsung memintanya."Ya, Ibu."Ezra segera membantu menurunkanku ke sofa dan memposisikan aku tengkurap.Namun, begitu aku menoleh, aku justru melihat tatapan Ezra yang terpaku pada bagian pantatku yang bulat dan padat, dengan garis lekuk yang dalam. Tatapannya penuh gairah.Itu membuatku gemetar dalam hati, tetapi anehnya, tubuhku justru merasakan kepuasan.Begitu teringat bahwa dia adalah anak angkatku dan pikirannya dipenuhi oleh diriku, aku merasa ini menggoda, tetapi juga merasa bersalah.Apalagi, aku masih punya suami.Begitu memikirkan itu, aku
Read more