Mag-log inAku adalah seorang istri dari keluarga kaya. Aku punya uang, wajah yang cantik, dan seorang anak angkat. Anak angkatku sangat perhatian, hanya saja belakangan ini dia mulai menunjukkan sikap yang aneh. Ada hawa posesif dalam sorot matanya saat melihatku. Saat aku sedang yoga, dia mulai berani menyentuhku, membuat hatiku jadi gundah. Pada akhirnya, dia tak bisa menahan diri. Dia memberiku segelas air yang ternyata sudah dicampur obat.
view moreAsyer memandangku dengan ekspresi lelah."Nggak masalah."Aku melirik saldo di aplikasi bank milikku. Begitu melihat uang itu sudah masuk, aku langsung masuk ke kamar sebelah dan kembali dengan membawa kartu memori."Kamu sudah buat salinannya, 'kan?"Asyer menerima kartu memori itu dengan raut curiga."Asyer, kamu masih belum sadar juga situasinya sekarang? Sekalipun aku punya salinan, kamu bisa apa?"Aku menatapnya dengan sinis, dalam hati, aku benar-benar muak dengan sifat Asyer.Menghadapi peringatanku yang sejujur itu, ekspresi Asyer berubah, kadang pucat, kadang merah, terlihat sangat tertekan."Fay, besok kita urus perceraian."Tatapannya penuh amarah saat bicara dengan nada sedingin es."Oke, kamu boleh enyah dari sini."Aku menjawab dengan nada dingin, tak menyembunyikan rasa jengkelku.Aku tak ingin bersikap ramah pada Asyer, bahkan tak sudi bersamanya lama-lama.Dengan ekspresi masam, dia memungut pakaiannya, buru-buru memakainya dan melenggang pergi.Setelah beres urusan de
Lima menit kemudian, efek obatnya benar-benar bekerja. Dua orang itu pun terlibat dalam kejadian yang melampaui batas pertemanan.Pemandangannya terlalu indah untuk aku lihat, jadi aku langsung keluar kamar untuk menenangkan pikiran.Dua jam kemudian, saat aku kembali, aku bertanya pada Ali dan dia memberitahuku kalau kejadian di kamar sebelah sudah selesai."Pergi bangunkan mereka. Suruh pakai baju seadanya."Ekspresi jijik muncul di wajahku yang pucat.Aku sama sekali tidak ingin melihat adegan yang bisa membuat mata rusak."Baik."Ali dan Fino mengangguk, lalu pergi menjalankan tugas.Tadi mereka sempat mengintip sebentar dan sekarang di mata mereka tampak rasa takut.Efek obatnya benar-benar terlalu kuat. Aksi antara Ezra dan Asyer sangat hebat, sampai tubuh Ezra sama sekali tak mampu melawan, terus-menerus didominasi oleh Asyer."Bu Fay, mereka berdua sudah bangun."Fino bicara dengan suara pelan penuh rasa takut."Hmm."Aku mengangguk singkat.Begitu aku melangkah ke kamar sebela
Kalau cuma aku sendiri, dia masih sempat punya niat kecil. Namun, begitu lihat Ali dan Fino, dia langsung patah semangat.Setengah jam kemudian, Ali dan Fino sudah menyembunyikan semua barang. Aku mengecek peralatan di ruangan sebelah. Semua itu bisa memindahkan gambar dan suara dengan sempurna."Ezra, kamu bisa kasih tahu nomor kamar hotel ke Asyer sekarang. Ingat, jangan macam-macam. Oh, ya, nanti kasih dia minum botol ini. Yang satu lagi aman, tenang saja."Aku menatap Ezra dengan serius sambil menyerahkan dua botol air padanya."Tenang saja, Ibu. Demi uang, aku akan pastikan dia minum air ini."Ezra bersumpah penuh keyakinan."Ezra, kamu harus sadar, satu-satunya yang bisa menyelamatkanmu itu aku. Kalau kamu merusaknya, siap-siap masuk penjara."Nada bicaraku terdengar dingin, penuh tekanan.Sebenarnya, aku agak khawatir dia akan gagal.Namun, aku juga sudah siapkan rencana cadangan."Aku pasti selesaikan tugas ini," jawab Ezra dengan ekspresi waspada.Melihat aku begitu serius lag
"Oke." Ezra cepat-cepat mengangguk dan menuruti perintahku.Dia langsung mengeluarkan ponsel dan mengetikkan sebuah pesan dengan cepat. Setelah selesai, dia bahkan menunjukkan isi pesannya padaku untuk dikonfirmasi. Baru setelah aku mengangguk, dia mengirimkannya.Meski Ezra menyatakan ingin bekerja sama denganku, ekspresiku tetap tanpa datar. Namun, di dalam hati, aku masih waspada padanya."Serahkan sisa obat itu padaku." Aku tetap dengan ekspresi dingin, memberi perintah."Ibu, obatnya ada di dalam tas." Ezra menunjuk ke arah tas di lantai.Aku menatapnya sejenak, lalu berjalan mengambil tas tersebut.Segera, aku menemukan sebuah botol kecil di dalamnya. Tatapanku seketika menjadi dingin.Inilah benda yang nyaris membuatku kehilangan kendali tadi."Bibi Uut, bisa bantu carikan dua orang yang benar-benar bisa dipercaya?" Setelah berpikir sejenak, aku melangkah ke sisinya dan berbisik pelan."Nyonya Fay, bagaimana kalau dua anak laki-lakiku?" Tatapan Uut tampak serius dan yakin.Selam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.