“Oh, Tuhan… semoga istri aku cepat hamil,” ucap Bara dengan suara lantang sambil memeluk perut Dona, penuh harap dan doa. Dona tertawa kecil, matanya berbinar. “Amin, Sayang…” bisiknya lembut, seolah doa itu juga ia titipkan ke langit. Bara mendekat, bibirnya hampir menempel di telinga Dona. “Udah datang bulan belum?” tanyanya dengan suara serak, menahan degup jantung. “Belum, Sayang…” jawab Dona lirih sambil tersenyum malu, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya. “Kayaknya telat deh, beneran…” ucap Dona, kali ini suaranya bergetar karena harap yang tak bisa ia sembunyikan. “Ya Tuhan, yes!” Bara memejamkan mata, lalu menempelkan keningnya ke kening Dona. “Aku bakal jadi daddy of two… semoga anak kita kali ini laki-laki,” ucapnya penuh semangat, tapi juga bergetar oleh rasa haru. Ia lalu memeluk Dona begitu erat, seakan tak ingin melepaskan, sementara hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta malam itu. Bara menarik tubuh istrinya lebih dekat, mengecup kening, lalu bibirn
Last Updated : 2025-09-20 Read more