“Mas… punya kamu terlalu keras,” ucap Gendis sambil tersenyum, meremas-remas ‘senjata’ panjang dan besar milik Rain. “Kamu nggak akan pernah punya ‘senjata’ ini dari laki-laki lain selain punya saya, Sayang,” ucap Rain sambil tersenyum nakal, kemudian memeluk Gendis erat, wajahnya dekat dengan leher istrinya. “Oh ya?” ucap Gendis sambil tersenyum nakal, menatap Rain dengan mata berbinar. “Iya. Saya buat kamu mendesah, kamu minta saya lebih keras, dan saya buat kamu sampai lemas lagi,” balas Rain, tatapannya nakal sambil melirik selang infus yang masih menempel di pergelangan tangan Gendis. “Coba… buktikan sekarang, Mas,” ucap Gendis menggoda, bibirnya menantang. “Oh… jadi mau tes kecil-kecilan?” sahut Rain, lalu langsung meremas dada Gendis dan menghisapnya lembut. “Ah… Mas…” desah Gendis pelan, tubuhnya menggeliat tipis, senyumannya tak bisa disembunyikan. “Ini enak, Mas… um… ah… lagi, Mas…” ucap Gendis sambil menikmati setiap sentuhan Rain pada dadanya yang mendadak me
Last Updated : 2025-08-31 Read more