Langkah kaki Maira terasa ringan. Hari yang ditunggu-tunggu pun sudah di depan mata. Bagaimana tidak, akhirnya Toni memberikan semua hartanya untuk Maira.“Biar aku antar,” ucap Nathan.“Nggak perlu, aku bisa kesana sendiri,” tolaknya.Namun, bukan Nathan kalau dia tidak memaksakan kehendaknya.Pria itu mendorong tubuh Maira agar masuk ke dalam mobilnya.“Antar aku sampai ke parkiran saja. Aku nggak mau orang-orang curiga kalau kita punya hubungan”Nathan hanya bergumam lalu mengendarai mobilnya.20 menit berlalu mobil Nathan pun berhenti di depan lobi.“Terima kasih tumpangannya.”“Jam berapa kamu pulang?” tanya Nathan.“Entah, kenapa memangnya?”“Hubungi aku, aku akan menjemputmu,” terangnya.Maira tersenyum lalu mengecup singkat bibir Nathan. “Bye, Sayang.”Keduanya pun berpisah, sementara Maira masuk ke dalam perusahaan Papanya.Semua staf yang mengenal Maira menyapanya dengan lembut pun sebaliknya.“Maira, tunggu!”Tangan Maira menahan pintu lift yang hampir tertutup. Terlihat wa
Last Updated : 2025-09-27 Read more