Saat wanita itu melirik ke arah Adeline dan Kayla sambil mengangkat alisnya, dia memancarkan aura intimidasi seorang pemimpin.Setelah melirik Adeline dengan tenang, Raisa mengalihkan kembali pandangannya ke Kayla, lalu tersenyum. "Kayla, kalau bukan karena mau kenalkan aku ke seseorang, kamu pasti nggak akan ajak aku makan lagi dalam tahun ini, 'kan?"Kayla menarik Adeline untuk duduk di hadapan Raisa. "Mana mungkin? Bukannya yang sibuk itu kamu? Memangnya aku berani ganggu kamu tanpa alasan? Ngomong-ngomong, mari kukenalin dulu. Ini teman baikku semasa kuliah, Adeline. Adel, ini Raisa, manajer umum Grup Hermanto. Panggil saja dia Bu Raisa."Adeline menatap Raisa. "Bu Raisa, halo. Aku Adeline."Raisa tersenyum dan menyahut, "Halo, Bu Adeline."Tatapan Raisa terpaku pada Adeline selama dua detik sebelum kembali menatap Kayla. "Ayo pesan makan dulu. Aku cuma pesan beberapa makanan. Coba lihat, ada yang masih mau kamu dan Bu Adeline makan nggak."Kayla mengambil menu, membukanya, dan me
Read more