Hujan baru saja berhenti ketika Tavira menutup pintu toko bunganya sore itu. Udara Malang terasa sejuk, menyisakan embun di dedaunan yang bergoyang ringan. Aroma tanah basah bercampur wangi mawar segar, mengisi setiap sudut Bloomia.Toko itu tak besar, tapi setiap bagian dibuat dengan cinta. Rak kayu berisi vas kaca bening, pita warna pastel, dan kartu ucapan kecil hasil tulisannya sendiri. Di dinding, tergantung foto-foto pelanggan yang pernah ia layani.Pasangan yang tersenyum, anak-anak membawa bunga untuk ibunya, bahkan seorang nenek yang memesan buket untuk ulang tahun pernikahan ke-50.Semua itu sederhana, tapi bagi Tavira, di sinilah hidupnya dimulai lagi.Ia sedang menyusun rangkaian bunga lili putih ketika bel pintu berdenting. Seorang perempuan muda dengan jas abu-abu masuk, membawa map dan tablet di tangan.“Permisi, ini Bloomia, ya?” tanyanya ramah.Tavira mengangguk sambil tersenyum.“Iya, benar. Ada yang bi
Last Updated : 2025-11-19 Read more