"Belle femme. Kamu datang, nak!" Pekikan bahagia itu di barengi dengan hamburan tangan untuk memeluk. "Kenapa tidak kabari nenek dulu? Apa ada sesuatu?" Naluri seorang orang tua dengan pikiran lebih pada kekhawatiran. "Nenek," panggilan kerinduan ala Bella. Walaupun hampir setiap hari berkomunukasi, tapi dengan berdekatan seperti ini tetap saja jadi momen istimewa. "Kakak." Bella beralih pada suara anak laki-laki dengan kebutuhan khusus. "Carlitos. Bagaimana kabarmu pria hebat? Kamu kelihatan lebih gemuk? Apa aku melewatkan banyak hal?" lanjut Bella trenyuh, lalu dipeluk adik satu-satunya sambil dibelai rambut dan dicium bagian ubun-ubunnya. "Laki-laki itu siapa, Bella?" Bella mengikuti arah jari telunjuk Marita, lalu tersenyum. "Dia atasan baruku, nek. Tadi nggak sengaja ketemu di bandara." "Oh, masuklah. Ajak dia makan bersama kita. Nenek ada simpanan pasta, tinggal di panasin dan buatkan saosnya." Marita kemudian bersalaman perkenalan dengan Victor. "Bella sangat pandai memb
Last Updated : 2025-08-01 Read more