MasukBella dan Hector adalah 2 orang yang sama-sama di remehkan dalam kehidupan nyata. Bella di khianati kekasih, dan Hector di kucilkan karena skandal dan dianggap belum mampu membangun bisnis sendiri. Keduanya di pertemukan pada pesta topeng kalangan elit, dan melakukan one night stand saat sama-sama dalam keadaan mabuk. Demi tidak tersebar luasnya skandal baru, akhirnya mereka berdua di paksa menikah tanpa di dahului perasaan cinta. Akankah pernikahan kontrak ini berlanjut? Atau justru berakhir, setelah menyadari jurang perbedaan mereka sangatlah jauh? Dan bagaimana jadinya bila ternyata di masa lalu keluarga mereka saling berkaitan, sehingga menguak tabir-tabir kisah lainnya?
Lihat lebih banyak"Ada undangan penting dari media." "Benarkah? Secepat itu?" Sandra utarakan perasaan senang lewat ujung telpon. "Media apa? TV kah? Kalau misalkan dekat-dekat sama atasan kita, berarti Media TV. Benarkah?" Sandra tak sabar ingin jadi yang pertama tahu dari Bella. "Aku sendiri belum tahu banyak, jadi sepertinya kita sama-sama harus menunggu hingga besok." Bella memilih jalur aman. Kenyataannya dia memang tidak di beri informasi detilnya acara konferensi pers esok hari. "Aku sama-sama tak sabarnya denganmu, jadi ayo kita segera tidur dan berangkat pagi untuk segera tahu. Ngomong-ngomong, apa Pak Victor sudah tahu kegiatan barumu ini?" Sandra jadi teringat atasan mereka. Meskipun semua masih samar, tapi Sandra perlu melibatkan Victor pada pembicaraan soal pekerjaan mereka berdua. "Iya, Pak Victor sudah tahu." Bella melirik Hector yang masih menatap dengan wajah dinginnya. Terkatup bibirnya mencegah banyak kalimat keluar. Bella tidak berani banyak berbicara seperti biasanya, di karena
Sedangkan Bella berjalan mondar-mandir di kamar dengan perasaan tak tenang. Di balik pintu kamar itu memang ada beberapa pria yang di tugaskan untuk menjaganya, tapi pikirannya masih menyangkut pada peristiwa di ruang tamu tadi. "Dimana Hector? Apa dia pergi?" Kedua tangan Bella bersatu membentuk harapan dan doa. "Apa dia selalu alami hal seperti ini?" Tanda tanya pengusik pikirannya kini. Jantung Bella seperti mau copot ketika ketukan di pintu itu bersambut suara panggilan dari Hector. "Bella. Kamu belum tidur, kan?" Bella berjalan cepat menyambut Hector. "Tidur? Kamu kira aku bakal bisa tidur setelah kejadian tadi?!" Protes Bella bernada kesal, terlebih niatnya ingin melihat keadaan Hector dengan memeriksa bagian tangan bila terjadi luka akhirnya terhalang oleh baki yang di bawa Hector. "Apa ini?" tanyanya setengah bingung. "Makanan. Memang kamu kira ini bom?" Hector menjawab dengan senyuman tipis. Memaklumi keadaan Bella yang masih gemetaran ketakutan. Dengan polosnya Bella m
"Kalau begitu kita akhiri saja sampai di sini. Pertemuan ini tidak ada gunanya!" Hector masih memendam amarah. Pikirnya, akan sangat percuma bila pembicaraan yang tak akan membuahkan kesepakatan baik itu tetap di lanjutkan. Dirinya dan Bella jadi pihak yang pada akhirnya terus di rugikan. "Ayo Bella, kita pergi dari ruangan ini!" "Kau tidak bisa seperti itu, Hector. Ada ibuku di sini. Hormati dia!" Victoria mencegah dengan suara keras. Uluran tangan Hector tidak di respon Bella begitu saja. Bella berdiri, tapi kemudian memberi hormat kerajaan pada Camilla, Victor, dan Victoria secara bergantian, baru kemudian mengikuti langkah Hector untuk keluar dari ruangan. Untuk pertama kalinya Bella merasakan menjadi pemberontak seperti halnya sebutan itu tersemat pada Hector. Kehidupan sebagai bangsawan sungguh di luar dugaannya. "Sekarang aku mulai bisa merasakan berada di posisimu," ucapan pertama Bella setelah mereka sampai di kediaman pribadi Hector. "Kota Milan bukan hanya menyajikan h
"Menurutmu dia sudah pantas untuk kamu tunjukkan pada dunia?" Camilla jadi penanya selanjutnya. Wanita setengah baya dengan gaya aristrokat itu menunjukkan ekspresi tidak jauh berbeda dengan putrinya, Victoria. "Aku konsisten dengan ucapanku." Jawaban tenang Hector ini semakin membuat Victoria meradang. "Oh aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiranmu Hector!" ucapnya geram. Kedua tangannya terkepal seperti geregetan. "Dari cara dia belajar sebagai bangsawan dalam satu hari ini saja susah buatku muak. Gadis desa memalukan ini sungguh jauh dari harapan!" lanjutnya merendahkan Bella. Bella hanya bisa tertunduk lesu. Setiap kali mendapatkan kekuatan untuk terus melangkah maju, tapi selalu saja seperti ada yang akan siap menjegal, sehingga rasa percaya dirinya kembali runtuh. "Dia bisa melakukannya. Hanya butuh waktu saja untuk membuktikan." Hector memberikan pembelaan. Setiap hinaan untuk Bella adalah ruang, semakin di jatuhkan maka Hector akan menjadikannya pancingan untuk b












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Peringkat
Ulasan-ulasanLebih banyak