Langit masih menyisakan rona jingga pagi ketika Itachi meninggalkan Kuil Roh Sembilan Langit yang kini hanya berupa puing dan nyala abu. Angin tipis membawa aroma batu hangus bercampur darah, sebuah pengingat bahwa serangan Raja Kegelapan baru saja berlalu dan meninggalkan luka yang tak akan mudah sembuh.Aoka berdiri di tepi reruntuhan kuil, memegangi Nala yang tertidur lemah di pelukannya. Luka di bahu kiri gadis itu masih membara, akibat tikaman energi kegelapan. Meski telah ditenangkan oleh saluran energi es murni milik Aoka, nyeri itu tak benar-benar menghilang. Nala mengerang pelan, membuat Aoka mempererat pelukannya."Itachi… hati-hati di jalan," ucap Aoka lirih. Rambut peraknya berayun tertiup angin, wajahnya dipenuhi kecemasan yang tak ia sembunyikan.Itachi mengangguk, meski hatinya terasa mengeras. "Aku menitipkan Nala padamu, Aoka. Aku akan kembali secepatnya.""Jangan… terlalu memaksakan dirimu," Aoka menunduk, suara bergetar. "Tadi… kau mengusir kekuatan kegelapan sendir
Last Updated : 2025-11-17 Read more