Harum tersentak akan ucapan suaminya. Lagi-lagi, dia dijadikan pelampiasan kemarahan Adam.Apa salahnya? Dia hanya meminta hak untuk anaknya. Satu minggu lagi, Shanum kembali ke sekolah. Buku tulis, pena, pensil dan lainnya belum dibeli. Setidaknya, sudah dua kali ini Adam marah dan menghina Harum ketika wanita ini meminta hak anaknya.Harum begitu sedih. Untuk ibu dan saudaranya, Adam begitu loyal. Sementara diri dan anaknya, diperlakukan bak pengemis. Memelas dulu. Itupun kalau dapat.Sambil menahan air mata, Harum mengajak Shanum untuk keluar sebentar. Shanum sudah mendesak. Bukunya sudah dipakai semua.Kalau begitu, Harum berencana berhutang di warung dekat rumah saja. Disana ada yang menjual buku tulis dan pena. Nanti, jika dia memiliki uang baru dibayar.Sesampainya disana, Harum tak sampai hati mengutarakan niatnya berhutang. Baru saja datang, ibu warung mengomel karena ada pembeli yang belum membayar hutangnya. Nyali Harum ciut. Bagaimana nantinya Harum membayar hutang sement
Last Updated : 2025-08-05 Read more