"Ada apa?""Soal anaknya Bianca, dan juga hubunganmu dengan Adrian..."Davin juga mempertimbangkan untuknya. "Sekarang omongan orang-orang agak keterlaluan. Aku khawatir kalau kamu tetap datang, suasana hatimu malah jadi buruk. Lebih baik istirahat dulu sebentar, tunggu semuanya reda baru kembali."Shanaya tidak menyangka itu alasannya. Dia tetap keluar seperti biasa, menekan tombol lift. "Kak Davin, justru kalau aku tidak datang, malah kelihatan seperti aku merasa bersalah.""Selain itu, hari ini aku sudah membuka jadwal. Kalau aku tidak datang, kamu yang menggantikanku?""Itu..."Davin agak pusing, "Pasienmu banyak yang kasusnya rumit, belum tentu aku bisa...""Itu dia." Shanaya tersenyum, "Aku tidak bisa begitu saja mengecewakan para pasien, 'kan?""Biarkan saja orang bicara sesuka hati. Selama aku tidak bersalah, aku tidak punya alasan untuk takut"Davin sedikit lega mendengar dia masih bisa tertawa. "Kamu benar-benar berpikir seperti itu?" "Kalau tidak begitu, lalu bagaimana?"Sh
Baca selengkapnya