Di dalam mobil, Arafah tetap diam dan menatap lurus ke depan, berusaha mengendalikan wajahnya yang masih terasa panas.Bima meliriknya dari samping, menyeringai kecil. "Kenapa mukanya merah lagi?" tanyanya dengan nada menggoda.Arafah mendesis pelan. "Mas Bima, lain kali jangan kayak gitu, dong!"Bima tertawa kecil. "Lain kali apa? Kenapa? Masnya tadi baik banget, 'kan? Malah mendoakan kita juga."Arafah melirik tajam. "Mas Bima, sumpah, ya. Aku kesel banget sama kamu!"Tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Bima mencondongkan tubuhnya mendekat dan menatapnya dalam-dalam."Kenapa?" bisiknya.Arafah menahan napas."Lagipula, Mas Rizal bener," lanjut Bima santai sambil menghidupkan mesin mobil. "Kita harus semangat, kan?"Arafah memukul bahu Bima spontan. Bima hanya terkekeh puas sambil mulai melajukan mobil.Di dalam mobil yang melaju dengan tenang, Arafah masih sibuk menahan rasa malunya, sementara Bima hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.Begitu sampai di rumah, Arafah lan
Last Updated : 2025-08-12 Read more