Arafah turun dari mobil dengan hati-hati, membawa dua kantong besar berisi bingkisan yang sudah dia persiapkan sejak pagi.Perjalanan kali ini adalah inisiatifnya sendiri—tanpa sepengetahuan Bima. Arafah merasa kurang sopan karena saat pertama kali datang dia tidak membawa apapun untuk keluarga suaminya.Kediaman keluarga Bima masih terlihat sama seperti sebelumnya—megah, rapi, dan berkelas. Arafah menelan ludah, merasa sedikit tegang.Apakah ini keputusan yang tepat? Datang tanpa memberi tahu lebih dulu?Meski dipenuhi ragu, Arafah menekan bel, menunggu dengan sabar hingga seseorang membukakan pintu."Kak Arafah?"Arafah mengangkat wajahnya dan mendapati Jihan berdiri di ambang pintu, tampak terkejut."Hai, Jihan," sapanya sambil tersenyum kikuk. "Boleh aku masuk?"Jihan langsung tersadar dari keterkejutannya dan buru-buru mempersilakan Arafah masuk. "Iya, tentu! Tapi kok tumben ke sini sendirian enggak sama Abang. Abang mana, nggak ikut, Kak?"Arafah tersenyum kecil. "Enggak, aku me
Terakhir Diperbarui : 2025-08-24 Baca selengkapnya