Share

Bab 44. Malam Penuh Gairah

Author: Ucing Ucay
last update Huling Na-update: 2025-08-14 08:59:09

Bima tidak hanya menyentuh Arafah, tetapi juga menjaganya.

Setiap gerakan, setiap sentuhan yang dia berikan, selalu diiringi dengan kesabaran dan perhatian yang besar. Bima tidak henti–hentinya memastikan bahwa selama penyatuan mereka, Arafah merasa nyaman. Bahwa istrinya benar-benar menikmati setiap momen yang mereka jalani bersama.

"Fah," panggil Bima sensual. "Jika kamu ingin membuatku gila, kamu berhasil. Kamu terlihat cantik malam ini, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu."

Malam itu adalah malam di mana mereka benar-benar menjadi satu—bukan hanya dalam ikatan pernikahan, tetapi juga dalam perasaan dan hasrat yang selama ini mereka jaga.

Arafah kehilangan dirinya dalam kehangatan Bima. Setiap desahan napas, setiap sentuhan, setiap kecupan yang diberikan suaminya membuatnya merasa dicintai dengan cara yang begitu mendalam.

"Terima kasih," ucap Arafah tulus, disela–sela aktivitas sang suami yang mengulum buah dadanya. "Berkat Mas, aku merasa sangat dicintai."

"Aku sangat s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 45. Pagi Setelah Malam Panjang

    Arafah terbangun dengan tubuh terasa remuk. Persis seperti menyelesaikan aktivitas berat, otot-ototnya seakan menjerit protes setiap kali dia mencoba bergerak.Perempuan yang busananya entah terlempar kemana itu mengerjapkan mata, mencoba mengusir kantuk yang masih menyelimutinya. Begitu kenangan tentang semalam menyeruak, wajah Arafah langsung memanas.Malam yang begitu intim.Malam yang membuat Arafah memahami sepenuhnya bagaimana menjadi seorang istri bagi Bima.Arafah meraba sisi tempat tidur, mencari keberadaan lelaki yang semalam begitu memanjakannya dengan segala hal."Mas?" panggilnya, sedikit merengek manja. Tetapi yang Arafah temukan hanyalah kasur kosong—melompong, tidak ada kehangatan tubuh Bima di sana.Keningnya berkerut. "Kemana Mas Bima pagi–pagi begini?" gumamnya bicara sendiri. "Panggilan tugas?"Dengan usaha ekstra, Arafah akhirnya bangun. Dia meraih selimut untuk menutupi tubuhnya yang dipenuhi bercak merah—tanda kepemilikan Bima— lalu berjalan pelan keluar kamar.

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 44. Malam Penuh Gairah

    Bima tidak hanya menyentuh Arafah, tetapi juga menjaganya.Setiap gerakan, setiap sentuhan yang dia berikan, selalu diiringi dengan kesabaran dan perhatian yang besar. Bima tidak henti–hentinya memastikan bahwa selama penyatuan mereka, Arafah merasa nyaman. Bahwa istrinya benar-benar menikmati setiap momen yang mereka jalani bersama."Fah," panggil Bima sensual. "Jika kamu ingin membuatku gila, kamu berhasil. Kamu terlihat cantik malam ini, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu."Malam itu adalah malam di mana mereka benar-benar menjadi satu—bukan hanya dalam ikatan pernikahan, tetapi juga dalam perasaan dan hasrat yang selama ini mereka jaga.Arafah kehilangan dirinya dalam kehangatan Bima. Setiap desahan napas, setiap sentuhan, setiap kecupan yang diberikan suaminya membuatnya merasa dicintai dengan cara yang begitu mendalam."Terima kasih," ucap Arafah tulus, disela–sela aktivitas sang suami yang mengulum buah dadanya. "Berkat Mas, aku merasa sangat dicintai.""Aku sangat s

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 43. Menyatunya Dua Hati

    Begitu salat mereka selesai dan doa dipanjatkan, Arafah masih duduk diam di tempatnya, menatap sajadah dengan mata yang berbinar.Arafah baru menyadari betapa sayang Tuhan kepadanya.Bima menoleh, memandang istrinya yang tiba–tiba menjadi kalem lalu tersenyum kecil. "Kenapa, Sayang?" tanyanya pelan.Arafah menggeleng, mencoba menyembunyikan senyum di bibirnya. "Nggak apa-apa, Mas. Aku cuma merasa terharu dan bahagia aja."Bima mengangkat alis, memiringkan sedikit kepalanya agar lebih mudah memandang sang istri. "Kamu nangis, Rafah?" tanyanya kemudian."Nggak," balas Arafah sesingkat dan sesimpel mungkin. "Aku bahagia."Bima terkekeh, lalu tanpa aba-aba, dia meraih jemari Arafah dan menggenggamnya erat. Tatapannya penuh kasih, begitu tulus.Kemudian tanpa berkata apa-apa pula, Bima mencondongkan tubuhnya dan mengecup kening Arafah dengan lembut. Seakan mengunci semua perasaan yang tak terucapkan.Arafah terdiam.Aliran hangat menjalar dari dahinya, turun hingga ke dalam dada. Rasanya s

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 42. Insiden di Kamar Mandi

    Di dalam mobil, Arafah tetap diam dan menatap lurus ke depan, berusaha mengendalikan wajahnya yang masih terasa panas.Bima meliriknya dari samping, menyeringai kecil. "Kenapa mukanya merah lagi?" tanyanya dengan nada menggoda.Arafah mendesis pelan. "Mas Bima, lain kali jangan kayak gitu, dong!"Bima tertawa kecil. "Lain kali apa? Kenapa? Masnya tadi baik banget, 'kan? Malah mendoakan kita juga."Arafah melirik tajam. "Mas Bima, sumpah, ya. Aku kesel banget sama kamu!"Tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Bima mencondongkan tubuhnya mendekat dan menatapnya dalam-dalam."Kenapa?" bisiknya.Arafah menahan napas."Lagipula, Mas Rizal bener," lanjut Bima santai sambil menghidupkan mesin mobil. "Kita harus semangat, kan?"Arafah memukul bahu Bima spontan. Bima hanya terkekeh puas sambil mulai melajukan mobil.Di dalam mobil yang melaju dengan tenang, Arafah masih sibuk menahan rasa malunya, sementara Bima hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.Begitu sampai di rumah, Arafah lan

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 41. Menggoda Istri

    Mobil Bima melaju dengan tenang di jalanan yang semakin malam semakin ramai.Mulanya Arafah mengira mereka akan langsung pulang ke rumah seperti yang tadi Bima katakan. Namun, tiba-tiba pria itu membelokkan mobil ke sebuah minimarket yang cukup terang di pinggir jalan."Lho? Kita mampir dulu, Mas?" tanya Arafah heran. "Kok menepi?"Bima mematikan mesin mobil, lalu melepas sabuk pengamannya dengan santai. "Iya, kebetulan ada yang mau saya beli. Kamu mau es krim?"Mata Arafah langsung berbinar. Mendengar makanan kesukaannya disebut membuat Arafah girang."Es–krim?!""Iya, Sayang. Es–krim. Mau nggak?""Mau banget, mau—mau!"Bima tersenyum kecil melihat reaksi istrinya yang antusias seperti anak kecil. "Ayo ikut masuk, Mas beliin."Tanpa pikir panjang, Arafah segera melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil, menyusul Bima yang menunggunya.Uniknya, Arafah yang ditunggu Bima malah berjalan lebih dulu ke dalam minimarket. Terlalu bersemangat.Di dalam, Bima langsung menuju rak-rak bend

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 40. Terpesona

    Mata elang Bima meneliti wajah cantik istrinya lebih dalam, lalu tanpa pikir panjang tangan dinginnya menyentuh pipi Arafah yang terasa begitu hangat.Arafah menahan napas. Dunia terasa berhenti detik itu juga. Sentuhan semuanya membuat jiwanya terbang ke angkasa."Kamu sakit?" tanya Bima serius, rahangnya yang tegas entah mengapa begitu cocok melengkapi wajahnya yang menawan. "Kenapa pipimu panas begini? Kok enggak bilang apa–apa ke saya kalau kamu sakit?"Suhu dingin dari tangan Bima menyentuh kulit Arafah, membuat kepalanya semakin kacau. Arafah merasa jantungnya ingin melompat keluar, sampai tidak bisa bergerak dibuatnya."A-aku nggak sakit," jawabnya cepat, berusaha mengendalikan suaranya yang terdengar aneh di telinganya sendiri. "Aku oke, kok, Mas. Kenapa juga aku tiba–tiba sakit?"Bima mengernyit, lalu menyentuh pipi sebelahnya lagi. "Muka kamu merah banget. Beneran nggak demam? Ada yang kurang nyaman? Bilang ke saya, Rafah."Arafah menggeleng cepat, mencoba mundur, tapi Bima

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status