Setelah beberapa hari dihabiskan di luar rumah, Indra akhirnya kembali ke rutinitas, ia harus berangkat kerja.Sebelum keluar pintu, ia sodorkan dasinya ke Puspa, minta istrinya yang pasangkan. Begitu selesai, ia tunjuk pipinya sendiri.Puspa langsung paham maksudnya. Ia menengadah, lalu kecup pipinya dengan lembut.Indra tersenyum tipis. “Mulai sekarang, tiap kali aku berangkat, harus begini.”Puspa mengangguk patuh. “Oke.”Tangannya terulur mengacak lembut rambut istrinya. “Aku pergi kerja dulu.”Puspa temani dia sampai pintu, seperti istri yang penuh perhatian. “Hati-hati di jalan.”Di luar, Cakra sudah nunggu. Ia lihat pemandangan hangat itu, suami istri yang tampak harmonis, mesra. Dalam hati, ia harus akui, ia sendiri nggak punya kelapangan hati sebesar Puspa.Keadaan rumah tangga mereka tampak begitu baik. Seharusnya Indra merasa tenang, bahkan senang. Namun anehnya, di balik semua itu, ada keganjilan yang nggak bisa ia jelaskan.Malam hari, bukannya pulang, Indra malah menemui
Magbasa pa