Bel belanja di kasir minimarket berbunyi. Nayara menunggu sabar, memeluk kecil kantong belanjaan di pelukannya, baking powder, beberapa camilan, dan sebotol minuman dingin.“Totalnya segini, Kak,” ujar kasir. Nayara merogoh dompet kecilnya, tersenyum sopan.Begitu selesai membayar, ia melangkah keluar sambil menarik napas lega. “Lumayan juga jalannya, tapi worth it, deh … Mama pasti seneng,” gumamnya pelan.Namun begitu kakinya menjejak teras minimarket, sosok pria berpakaian hitam yang sedari tadi duduk di kursi plastik langsung berdiri. Gerakannya tenang, wajahnya tersenyum ramah seolah sudah akrab.“Eh, Ibu … maaf. Dari Aryasatya Mansion, ya?” tanyanya sopan, mencondongkan tubuh sedikit.Nayara kaget, masih memeluk kantong belanjaannya. “Iya? Kok tahu?”Pria itu tersenyum seolah wajar. “Saya dari vendor yang biasa kerja sama sama keluarga Aryasatya. Tadi saya lihat Ibu keluar sendiri. Mau balik ke mansion, kan? Pas banget, saya juga mau ke arah sana. Perlu saya antar?”Nada bicara
Last Updated : 2025-08-22 Read more