Mobil Doni berhenti mendadak di pinggir jalan, tepat di bawah lampu jalan yang redup karena gerimis. Hujan tipis menetes di kaca depan, membentuk garis-garis panjang seperti tirai bening yang menutupi pandangan malam itu.“Sial, kau Ton! Kau membuat semua jadi susah! “ Gumam Doni. Doni menarik napas panjang, menekan tombol “hazard”, lalu perlahan membuka sabuk pengamannya. “Tunggu di sini sebentar,” katanya dengan nada lembut, tapi Sylvi sudah menatap tajam ke arahnya.“Enggak usah sok manis, Don. Aku cuma pengin tahu aja… siapa Shinta itu?” suara Sylvi datar, tapi nada sinisnya menelusup tajam ke telinga Doni.Doni menatapnya sejenak. Wajah Sylvi tampak dingin, tapi matanya menyimpan gelombang kecil—antara kesal, ingin tahu, dan entah, mungkin sedikit rasa takut kehilangan. Ia tahu benar, Sylvi bukan tipe perempuan yang mudah terbuka.Tanpa menjawab, Doni keluar dari mobil. Angin lembap langsung menyergap wajahnya. Ia menunduk sedikit, mencoba menenangkan diri sebelum membuka pintu
Last Updated : 2025-10-13 Read more