Rumah itu terasa berbeda malam itu. Bukan karena berubah secara fisik—furnitur tetap di tempatnya, lampu ruang tamu masih menyala temaram, aromanya tetap wangi citrus lembut. Tapi atmosfernya… seperti ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang dulu hangat, kini terasa menggigil.Ayla masuk pelan-pelan, meletakkan tasnya di meja mini dekat pintu. Revan mengikuti dari belakang, tapi langkahnya ragu seolah takut mendekat terlalu cepat.“Ayla…” panggilnya pelan.Ayla tidak berbalik. Ia hanya menutup mata sejenak, menyiapkan mentalnya.“Sebentar… biarin aku napas dulu,” ujarnya tanpa menoleh.Revan berhenti. Hanya berdiri beberapa langkah di belakang.Keheningan itu tebal. Mengunci.Ayla duduk di sofa, tangannya memeluk perutnya yang masih datar. Perasaan campur-aduk berputar di dadanya—takut, cemburu, kasihan, shock, marah pada keadaan… semuanya tumpang tindih. Sedangkan Revan berdiri seperti seseorang yang kehilangan arah, tidak tahu harus duduk, berdiri, atau hilang saja dari pandangan.Akhi
Huling Na-update : 2025-11-17 Magbasa pa