Ren merasa tubuhnya bergetar, punggungnya menempel erat pada sandaran ranjang.Andre menahan tubuhnya dengan satu tangan di pinggang Ren, menariknya mendekat. Tangan satunya mengusap tengkuk, turun ke punggung, membuat Ren meremang di setiap sentuhan.“Ndre …” desis Ren, matanya setengah terpejam. Ia ingin marah, ingin berteriak, tapi lidahnya kelu, tubuhnya justru menjerit menginginkan lebih.Andre berhenti sejenak, menatapnya dekat, sangat dekat, hingga napas mereka beradu. “Kamu mau aku berhenti?” tanyanya serak, nyaris berbisik.Ren membuka mulut, tapi suaranya tidak keluar. Bibirnya bergetar, tapi lidahnya kelu tak mampu mengatakan sekedar kata ‘ya’ sekalipun.Andre menatapnya lama, lalu tersenyum tipis. “Diam kamu … itu jawabannya, Ren.”Bibirnya kembali menyergap Ren, lebih panas, lebih menuntut, membuat dunia di sekitar mereka seakan lenyap.Ren akhirnya menutup mata, menyerah pada arus yang membawanya semak
Last Updated : 2025-09-07 Read more