“H-HASTAN?!” suara Meira bergetar, hampir tak percaya.Hastan menoleh perlahan, menyeringai tipis saat mendengar namanya keluar dari mulut Meira. Setahun sudah berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu. Namun saat ini, ia berdiri tegap di hadapannya, aura maskulin dan berbahaya memancar dari setiap gerak tubuhnya. Hatinya sendiri bergemuruh, perasaannya bergejolak: marah, dendam, kesal, bahkan rindu—belum lagi, Meira terlihat semakin cantik, anggun, memikat.“Ya… Kitten. Ini aku.” Suara Hastan berat, dalam, dan penuh kendali, menggema di ruang kantor yang sunyi.Meira menatapnya, matanya melebar, jantungnya seakan berhenti beberapa detik. “Tapi… bagaimana bisa? Bukankah kamu di Tarvala?” tanya Meira, suaranya gemetar, campuran antara kebingungan dan takut.Hastan mencondongkan tubuh sedikit ke depan, tatapannya menusuk. “Berkat seseorang, aku meninggalkan dunia militer.” Tegas.Meira mengerjap, mencoba mencerna kata-kata itu. Hatinya mendesah, perasaannya kacau. Keluar dari militer?
Last Updated : 2025-09-02 Read more