Setelah meredakan kecemburuan Meira dengan pujian tersembunyi, Hastan kembali ke meja untuk membereskan barang-barangnya di ruangannya. Meira berdiri di dekatnya, mengawasinya, senyum tipis masih menghiasi bibirnya. Mereka pun berjalan keluar ruangan. Namun, saat hendak masuk lift untuk turun, Meira tiba-tiba menahan lengan Hastan. "Tunggu," bisik Meira, matanya berkeliling. "Kita turun pakai tangga darurat saja, yuk. Sudah lama aku tidak olahraga." Hastan menoleh, pandangannya meredup, menangkap kilau nakal di mata Meira. Ia tahu, ajakan 'olahraga' Meira di tempat tersembunyi sering kali memiliki makna ganda. Hastan hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya menatap Meira. "Ada-ada saja, kitten," ucapnya, nadanya penuh kesenangan. Mereka pun memasuki lorong yang sunyi dan gelap menuju tangga darurat, bergandengan tangan. Suasana di sana kontras dengan kemewahan kantor Hastan; dingin, sunyi, dan berbau beton. Saat mereka mulai turun, terdengar suara gema obrolan dari bawah, se
Terakhir Diperbarui : 2025-11-06 Baca selengkapnya