Sadewo, yang biasanya paling santai, kini justru terlihat paling pucat. Ia berdiri sambil menggenggam naskah yang sudah lusuh karena dilipat-lipat. Bibirnya komat-kamit, mengulang dialog pelan. Sesekali ia menoleh ke arah Bumi, berharap mendapat sedikit anggukan, sedikit senyum yang menandakan dukungan. Tapi tak ada. Yang ada hanya sosok dengan tatapan dalam dan tangan terlipat di dada, mengamati layar monitor tanpa mengedip.Sadewo bergidik, "Itu bukan Mas Bumi… aku tak mengenalnya."Mereka bertiga, Rivan, Andra, dan Sadewo, saling melirik satu sama lain. Tak ada yang berani bersuara, apalagi bercanda. Biasanya mereka bisa tertawa bersama di belakang panggung, melempar komentar konyol sambil menunggu giliran. Sekarang diam, seperti pengecut yang dipaksa berani.Dan di antara diam itu, tatapan mereka sesekali kembali ke Bumi. Sosok yang pernah mereka anggap mentor yang ramah itu kini menjelma menjadi figur yang menggentarkan,
Last Updated : 2025-11-02 Read more